Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Proyeksi Permintaan Batu Bara Indonesia Turun, Ini Penyebabnya

Perkiraan penurunan ekspor batu bara tersebut akibat kebijakan China yang telah membuka kembali keran batu bara dari Australia.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa permintaan akan batu bara Indonesia di pasar global untuk pangsa China dan India berpotensi turun.

Deputi bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menuturkan hal tersebut akibat kebijakan China yang telah membuka kembali keran batu bara dari Australia. Sementara itu, India tengah memacu produksi batu bara dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik.

“Kedua hal ini berpotensi mengurangi pangsa batu bara dari Indonesia,” tuturnya dalam Konferensi Pers Rilis BPS, Rabu (15/2/2023).

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang utama pada 2023 seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Korea Selatan diproyeksikan akan lebih rendah dari 2022.

Tercatat, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS 2023 sebesar 1,4 persen atau turun 0,6 persen dari 2022. Pertumbuhan ekonomi India juga diproyeksikan menurun pada 2023 sebesar 0,7 persen dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen.

Hal serupa terjadi untuk Korea Selatan yang pertumbuhan ekonominya diproyeksikan turun dari 2,6 persen (2022) menjadi 1,7 persen (2023).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi mitra dagang lainnya seperti China dan Jepang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2022, masing-masing 5,2 persen dan 1,8 persen.

“Kinerja ekonomi mitra dagang akan berpengaruh tehradp permintaan komoditas unggulan ekspor Indonesia,” lanjutnya.

Adapun dari sisi total nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,31 miliar pada Januari 2023, naik 16,37 persen (yoy), namun turun 6,36 persen dibandingkan Desember 2022 (mtm).

BPS juga melaporkan nilai impor Indonesia untuk periode yang sama sebesar US$18,44 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mebukukan surplus sebesar US$3,87 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper