Bisnis.com, JAKARTA - Holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero) melirik potensi ekspor pupuk ke negara di Asia Selatan, setelah meresmikan pabrik baru untuk pupuk NPK melalui anak usahanya PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Juru Bicara Pupuk Iskandar Muda Dedi Ikhsan menyebutkan, pihaknya akan mengalokasikan pupuk NPK hasil produksi pabrik PIM baru yang berkapasitas 500.000 juta ton per tahun ini untuk ekspor ke Asia Selatan, selain untuk memenuhi kebutuhan pupuk majemuk NPK terutama di area Sumbagut.
“Pembangunan Pabrik NPK PIM untuk memenuhi kebutuhan pupuk majemuk NPK terutama di area Sumbagut dan ekspor ke negara Asia Selatan,” ungkap Dedi saat dihubungi Bisnis pada Sabtu (11/2/2023).
Senada dengan Dedi, Sekertaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana juga menyebut, kebutuhan pupuk NPK di negara-negara Asia Selatan dilirik Pupuk Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan untuk memasarkan pupuk NPK buatan PIM.
“Untuk ekspor ke Asia Selatan, sifatnya adalah potensi, ada kebutuhan NPK,” kata Wijaya saat dihubungi Bisnis pada Senin (13/2/2023).
Menurutnya, negara-negara di Asia Selatan seperti Sri Lanka akan terbuka untuk mengimpor pupuk NPK dari Indonesia.
Seperti yang diberitakan Bisnis sebelumnya, pembangunan pabrik NPK ini ditujukan untuk menambah kapasitas produksi pupuk NPK holding Pupuk Indonesia yang mencapai 3,2 juta ton per tahun, bertambah 500.000 juta ton per tahun menjadi 3,7 juta ton per tahun.
Kapasitas produksi pupuk NPK ini jauh dibawah kapasitas produksi pupuk urea, terlihat dari rencana produksi yang dibuat Pupuk Indonesia untuk tahun ini. Urea direncanakan akan diproduksi sebanyak 7,78 juta ton, sementara, NPK hanya sebanyak 3,58 ton.
Vice Presiden Penjualan Wilayah 3A Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil menyebut, hal tersebut dipicu akibat terkendalanya fasilitas produksi pupuk NPK. Meskipun penambahan fasilitas produksi ini tidak membuat kapasitas produksi NPK bisa menandingi kapasitas produksi urea.
“Tujuan akhirnya bukan untuk mengejar [jumlah produksi] urea memang, tapi dibangun [untuk] menyeimbangkan [jumlah produksi NPK dan urea],” kata Aviv.
Dalam catatan Bisnis.com, Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Petrokimia Gresik memang pernah mengimpor pupuk ke berbagai negara, seperti Meksiko dan berbagai negara di Asia seperti India, Filipina dan Sri Lanka. Namun, bukan jenis pupuk NPK, melainkan pupuk NPS dan urea.