Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Konsumen Menguat, Ekonom: Modal Kuat Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Optimisme konsumen yang meningkat merupakan permulaan yang baik bagi Indonesia terutama dalam konteks mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Optimisme konsumen yang menguat menjadi modal awal bagi Indonesia dalam menghadapi gejolak global yang masih tinggi. 

Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2023 melonjak ke level 123 dari bulan sebelumnya 119,9.

Peningkatan terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran responden, dengan kenaikan tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta.

Optimisme konsumen yang naik signifikan tersebut terutama didorong oleh peningkatan ekspektasi konsumen terhadap ekonomi ke depan yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 133,9, lebih tinggi dari 127,3 pada bulan sebelumnya. 

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa optimisme konsumen yang meningkat merupakan permulaan yang baik bagi Indonesia terutama dalam konteks mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini. 

Selain penyesuaian yang dilakukan masyarakat untuk penghasilan mereka pasca kenaikan harga BBM, kenaikan indeks keyakinan Konsumen juga tidak terlepas dari penyaluran bantuan sosial pemerintah sejak awal 2022. 

“Itulah yang menggambarkan kenapa indeks keyakinan konsumen terutama mereka yang mempunyai penghasilan/pengeluaran di bawah Rp3 juta mampu mencatatkan pertumbuhan perubahan yang relatif tinggi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/2/2023).

Namun demikian, Yusuf mengatakan, pemerintah perlu mengantisipasi kenaikan harga pangan strategis dalam beberapa bulan ke depan, terutama menjelang periode Ramadan karena dapat mempengaruhi tingkat optimisme konsumen.

Terlebih lagi, sejak awal tahun ini beberapa komoditas pangan, seperti beras, telah mencatatkan kenaikan harga. 

“Jika tidak di mitigasi sejak awal tentu kenaikan harga pangan strategis akan mendorong naiknya inflasi dan pada muaranya juga akan menekan keyakinan konsumen terutama dalam beberapa bulan ke depan sebelum bulan Ramadan terjadi,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper