Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Keyakinan Konsumen Kembali ke Atas, Seperti Sebelum Kenaikan BBM

Bank Indonesia mencatat indeks keyakinan konsumen (IKK) telah kembali kepada kondisi sebelum kenaikan bahan bakar minyak (BBM) akhir tahun lalu.
Pembeli BBM di SPBU Pertamina menggunakan transaksi pembayaran nontunai. /Pertamina
Pembeli BBM di SPBU Pertamina menggunakan transaksi pembayaran nontunai. /Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2023 meningkat ke level sebelum pemerintah menaikkan harga BBM pada September 2022.

Berdasarkan Survei Konsumen, Bank Indonesia (BI) mencatat IKK pada Januari 2023 melonjak ke level 123,0, dari bulan sebelumnya 119,9.

Peningkatan terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran responden, dengan kenaikan tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta.

Optimisme konsumen yang naik signifikan tersebut terutama didorong oleh peningkatan ekspektasi konsumen terhadap ekonomi ke depan yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 133,9, lebih tinggi dari 127,3 pada bulan sebelumnya. 

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang menguat disebabkan oleh peningkatan ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja yang masing-masing meningkat menjadi sebesar 132,5 dan 131,3.

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan bahwa optimisme konsumen yang menguat pada Januari 2023 tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk mencabut PPKM.

Selain itu, terkendalinya inflasi juga mendorong penguatan optimisme konsumen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Januari 2023 melandai ke level 5,28 persen secara tahunan.

“Meski ada kenaikan inflasi, tapi masih relatif terkendali dibandingkan negara lain, sehingga masyarakat masih euforia pada Januari ini untuk melihat ekonomi cukup optimistis,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/2/2023).

Di samping itu, Bhima mengatakan masyarakat juga memandang tahun politik pada 2023 dapat meningkatkan kegiatan usaha, terutama bagi yang memiliki bisnis di bidang jasa percetakan, sablon, panggung hiburan, dan lainnya.

“Kemudian kegiatan rekreasional meningkat, jadi pengeluaran untuk rekreasional juga naik, ada gelaran konser misalnya, jadi ada banyak hiburan yang akhirnya dimanfaatkan masyarakat, sehingga mendorong optimisme,” jelasnya.

Terlebih lagi, imbuh Bhima, meski berbagai data menunjukkan ada tekanan secara global, efek resesi global masih belum banyak terasa di Indonesia.

Dia menyampaikan, untuk terus menjaga momentum penguatan optimisme konsumen, pemerintah perlu terus memastikan tingkat inflasi terkendali ke depan. 

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan perlu dijinakkan agar kenaikannya tidak seagresif pada tahun lalu dikarenakan banyak masyarakat yang bergantung pada fasilitas pinjaman perbankan.

“Kemudian tantangannya bagaimana agar dari sisi insentif dan kebijakan perpajakan tidak terlalu agresif meski sedang dalam tahap pemulihan, tetapi lebih akomodatif sehingga masyarakat didorong dulu untuk lebih banyak mengeluarkan uangnya yang sebelumnya disimpan di bank,” jelas Bhima.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper