Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Ini Rilis Pertumbuhan Ekonomi 2022 dari BPS, Cek Proyeksi Ekonom

Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih lebih dari 5 persen sepanjang 2022.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 hari ini, Senin (6/2/2023). Ekonom memproyeksikan akan tumbuh di atas 5 persen namun melambat.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan untuk 2022, ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh di rentang 5,0-5,1 persen year-on-year (yoy).

“Proyeksi kami masih sama untuk 2022, tanpa mengecilkan sisa-sisa luka pandemi Covid-19 [scarring effects], ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,0-5,1 persen,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (5/2/2023).

Prediksi pertumbuhan ekonomi kali ini menurut Core Indonesia lebih optimis dari prediksinya sebelumnya yang hanya akan berada pada kisaran 4-5 persen.

Lebih lanjut, dalam pandangan Yusuf, ekonomi Indonesia memiliki ciri khas dan daya tahan tersendiri, yang membedakannya dengan banyak negara lain, termasuk peer countries.

Yusuf melihat kondisi seperti peningkatan harga komoditas berpengaruh besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022.

“Menguatnya permintaan domestik, khususnya dorongan pent-up demand yang sejalan dengan suksesnya pengendalian pandemi, juga tidak kalah signifikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang menyamai dan bahkan berpotensi melampaui kondisi pra-pandemi,” lanjutnya.

Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercermin dari produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh ke angka 5,27 persen.

“Untuk setahun penuh 2022, kami memperkirakan PDB akan meningkat sebesar 5,27 persen, atau naik dari 2021 [3,69 persen],” katanya dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (5/2/2023).

Faisal berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tetap Tangguh di tengah ketidakpastian ekonomi global di bayang-bayang resesi, meski sudah menunjukkan tanda-tanda mereda.

Dengan demikian, Faisal melihat bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global.

“Pembukaan kembali ekonomi China memang dapat mendukung permintaan, namun harga komoditas masih rentan berlanjut melemah di tengah prospek peningkatan pasokan dan penurunan permintaan di AS dan zona euro,” jelasnya.

Tercatat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 berhasil tumbuh sebesar 3,69 persen (yoy). Dengan angka pertumbuhan tersebut, PDB per kapita Indonesia meningkat menjadi Rp62,2 juta (atau setara dengan US$4.349,5), lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi yang sebesar Rp59,3 juta pada 2019.

Pertumbuhan kuartal IV tidak sampai 5 Persen

Sementara itu bila hanya membandingkan kuartal IV/2022 dengan kuartal IV/2021, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai 5 persen. “Kami memperkirakan PDB di kuartal IV/2022 tumbuh sebesar 4,90 persen [yoy], turun dari 5,72 persen [yoy] di kuartal III/2022,” ujarnya dikutip, Minggu (5/2/2023).

Menurutnya, penurunan tersebut akibat tingginya pertumbuhan pada kuartal yang sama pada 2021 di tengah pelonggaran PPKM dari pembatasan varian Delta. Dampak melonjaknya inflasi menyusul penyesuaian harga BBM bersubsidi juga turut membuat pertumbuhan yang melambat.

Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang lesu membuat pertumbuhan PDB pada kuartal IV/2022 akan melambat.

“Kami perkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan menurun hingga di bawah 5 persen yoy karena inflasi yang tinggi memukul pengeluaran hingga taraf tertentu, membayangi dampak positif dari liburan Natal dan Tahun Baru,” tambahnya.

Sementara secara triwulanan, Faisal memperkirakan PDB kuartal IV/2022 tumbuh lebih lambat sebesar 0,28 persen (qoq) dari 1,81 persen (qoq) di kuartal III/2022.

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen (yoy), naik 1,81 persen dari kuartal sebelumnya.

Dalam empat kuartal terakhir atau sejak kuartal IV/2021 hingga kuartal III/2022, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen.

Sepakat dengan Faisal, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi pada kuartal IV/2022 di kisaran 4,5-5 persen.

“Adapun untuk pertumbuhan di kuartal IV/2022, akan berada di kisaran 4,5 hingga 5,0 persen [yoy],” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/2/2023).

Sebagai informasi, BPS akan mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022, hari ini, Senin (6/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper