Bisnis.com, JAKARTA - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah fokus pada pasar domestik jelang Idulfitri. Meskipun demikian, banyak pihak yang meragukan pemerintah dapat menangani impor ilegal dengan baik demi kuatnya pasar domestik untuk produk buatan dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta berharap pemerintah bisa menangani izin-izin barang industri TPT luar yang masuk ke Indonesia, walaupun banyak pihak yang meragukan hal tersebut.
“Pada kuartal IV/2022 izin-izin impor tidak keluar karena menunggu NK [neraca komoditas]. Mudah-mudahan kondisi ini bisa dimaintain. Meski masih banyak yang ragu pemerintah bisa serius mengendalikan impor khususnya impor ilegal,” katanya, Rabu (1/2/2023).
Di sisi lain, Redma juga mensyukuri adanya peningkatan permintaan dari pasar domestik, sebagai buah dari izin-izin impor yang belum terbit.
Hal senada juga dikatakan oleh Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif, menurutnya, menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, industri ini akan segera dibanjiri pesanan. Lantaran, kebiasaan masyarakat Indonesia yang akan membeli pakaian baru pada momen ini.
“Sebenarnya kami sudah dapat laporan bahwa pesanan-pesanan itu sudah mulai naik industri-industri terutama tadi menjelang lebaran ya, kemarin tahun baru juga sudah naik juga,” tuturnya di kantor Kemenperin pada Selasa (31/1/2023).
Baca Juga
Dia menilai dengan meningkatnya pesanan ini, sudah ada pelaku industri yang mulai menaikan jumlah produksi demi menambah jumlah persediaan barang jadi yang akan dipasarkan pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Berdasarkan catatan Bisnis.com sebelumnya, imbas dari penurunan permintaan ekspor di industri TPT, Kemenperin tengah berupaya menghidupkan pasar domestik, tetapi terkendala banjir impor.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengungkapkan penguatan sektor domestik adalah jalan satu-satunya menyelamatkan industri padat karya.
Persoalannya, pasar domestik pun harus menghadapi gempuran produk impor. Produsen dari luar, kata Adie, mengincar Indonesia sebagai pasar yang stabil di tengah ancaman inflasi global saat ini.
“Indonesia itu termasuk negara yang diperkirakan sangat stabil, artinya kan pasti semua kan melihat lagi, ini loh pasar Indonesia, ini masih bisa [terima barang dari luar],” katanya.