Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa inflasi global masih tetap tinggi tahun ini di atas level sebelum pandemi Covid-19, meskipun cenderung turun dari level tertingginya.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan inflasi global diperkirakan akan melandai tahun ini, namun 80 persen negara dunia masih akan mencatatkan inflasi di atas level sebelum pandemi, bahkan hingga tahun 2024.
IMF memperkirakan inflasi global turun dari 8,8 persen pada tahun 2022 menjadi 6,6 persen pada tahun 2023, dan 4,3 persen pada tahun 2024. Level ini masih berada di atas rata-rata sebelum pandemi (2017-2019) sebesar 3,5 persen.
"Pertarungan melawan inflasi masih belum berakhir, kebijakan moneter harus tetap kontraktif, dan beberapa negara perlu melakukan pengetatan lebih lanjut sebelum tekanan biaya hidup mereda secara luas," jelas Gourinchas dalam paparan World Economic Outlook Januari 2023, Selasa (31/1/2023).
Gourinchas menjelaskan tingkat inflasi bisa menjadi lebih tinggi, pasar keuangan bisa bergejolak, dan ketegangan global ang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina terus menjadi penyebab sistem global terpecah sehingga menghambat kerja sama antar negara.
Meski demikian, Gourinchas menilai resikonya masih masih cenderung sama dibandingkan bulan Oktober. Salah satu kabar positifnya adalah konsumsi yang lebih kuat, terutama di sektor jasa, yang didorong oleh permintaan yang tertahan dari pasar tenaga kerja yang ketat dan dukungan fiskal pandemi dari pemerintah.
Baca Juga
Sementara itu, IMF juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menyusul melandainya inflasi. Gourinchas mengatakan ekonomi global diperkirakan tumbuh 2,9 persen pada tahun 2023. Proyeksi ini melambat dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 3,4 persen namun lebih tinggi dibandingkan prospek yang dirilis pada Oktober 2022 sebesar 2,7 persen.
Adapun, Gourinchas menyatakan bahwa China dan India akan menyumbang sekitar setengah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023.