Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: EBT Jauh Panggang dari Api hingga Janji Royal Dividen BRI

Berita pilihan BisnisIndonesia.id: Bank BRI yang berjanji konsisten tebar dividen jumbo hingga batu bara yang masih diandalkan di tengah upaya pemerintah mengga
Alat berat memindahkan batu bara ke dump truck di tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Khotai Makmur Insan Abadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Alat berat memindahkan batu bara ke dump truck di tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Khotai Makmur Insan Abadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperbesar target produksi batu bara nasional menjadi 695 juta ton pada tahun ini. Bidikan baru ini dipatok di tengah rencana pemerintah memperbesar bauran energi terbarukan.

Target ini menjadi rencana produksi tertinggi di dalam sejarah pertambangan batu bara nasional sejak eksis beberapa dekade lalu. Produksi 2023 naik 4,82 persen dari target 2022 yang dipatok pada angka 663 juta ton.

Adapun realisasi produksi batu bara 2022 mencapai 687 juta ton atau 104 persen dari target. Dari jumlah tersebut, 193 juta ton di antaranya dipasok untuk kebutuhan domestic market obligation (DMO), sisanya 494 juta ton diekspor ke pasar internasional.

“Tahun ini target produksi mencapai 695 juta ton dan kebutuhan dalam negeri 177 juta ton,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM 2022 dan Program Kerja 2023 di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Berita tentang penggunaan EBT di Tanah Air menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Selasa (31/1/2022). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

 

Berikut ini highlight BisnisIndonesia.id:

Ekonomi Jerman Terkontraksi 0,2 Persen, Resesi Teknikal Mendekat

Jerman harus bersiap menghadapi periode resesi teknikal setelah pertumbuhan negeri itu terkontraksi pada kuartal IV/2022. Kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di Eropa ini jatuh ke jurang resesi.

Kantor statistik federal Jerman melaporkan produk domestik bruto (PDB) turun 0,2 persen pada kuartal IV/2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ).

Sementara itu, seperti dikutip Bisnis.com dari Reuters, Senin (30/1/2023), jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY), PDB Jerman naik 0,5 persen.

Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Jerman tumbuh sedikit dengan revisi naik 0,5 persen (QtQ) dan 1,3 persen YoY.

Penurunan pada kuartal keempat ini meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi teknikal di Jerman, yang biasanya didefinisikan sebagai kontraksi yang terjadi dalam dua kuartal berturut-turut.

 

Menakar Prospek Realisasi Investasi Sektor Properti di 2023

Sepanjang tahun 2022, realisasi investasi sektor properti yang mencakup perumahan, kawasan industri, dan perkantoran pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2021.

Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor properti menempati peringkat keempat dari lima sektor yang berkontribusi besar terhadap realisasi investasi di Indonesia dengan capaian nilai investasi sebesar Rp109,4 triliun.

Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan taun 2021 yang realisasi investasi propertinya mencapai Rp117,4 triliun dan menempati peringkat kedua.

Adapun rincian realisasi investasi sektor properti yang mencakup perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tahun 2022 terdiri dari PMDN dengan realisasi investasi sebesar Rp66,2 triliun yang menempati peringkat kedua dan PMA dengan realisasi nilai investasi US$3,01 miliar atau setara Rp45,1 triliun.

 

Batu Bara Masih Diandalkan, Target EBT Kian Jauh dari Harapan?

Peningkatan target batu bara agaknya makin memperbesar pengaruh batu bara terhadap pembangkit listrik dalam di dalam negeri. Dari realisasi 81,2 gigawatt (GW) listrik terpasang di Tanah Air pada 2022, 42,1 GW disumbang oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Jumlah tersebut cukup untuk menempatkan PLTU sebagai penopang energi primer terbesar dengan kontribusi 67,21 persen. Sedangkan pertumbuhan bauran energi baru dan terbarukan masih berada di bawah harapan yakni 14,11 persen atau 12,5 GW.

Kementerian ESDM menargetkan kenaikan kapasitas terpasang EBT mencapai 12,9 GW atau menjadi pada 2023. Patokan ini menunjukkan proyek bauran energi bersih sebesar 23 persen pada 2025 makin sulit untuk dicapai.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang kenaikan permintaan batu bara dalam negeri akibat bertambahnya kapasitas PLTU domestik. Kondisi ini mempersulit penetrasi energi terbarukan.

 

Hilirisasi Nikel & SDA Dibayangi Depleting dan Biaya Tinggi

Pemerintah bersemangat untuk menggenjot penghiliran atau yang lebih dikenal sebagai hilirisasi sumber daya alam seperti nikel, bauksit dan cadangan mineral lainnya.

Namun, penurunan cadangan sumber daya alam dan biaya ekonomi yang tinggi dalam pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi merupakan risiko yang harus dihadapi. Pemerintah perlu mencari solusi menghadapi dua masalah ini.

Depleting atau penurunan cadangan sumber daya alam tentu bukan perkara yang mudah diatasi. Sementara itu, biaya tinggi dalam pembangunan smelter menjadi faktor lain yang bisa jadi mempengaruhi pendanaannya.

Cadangan nikel diperkirakan turun 76,8 persen pada 2030 dari 2021, diikuti oleh timah yang turun 34,5 persen, serta batu bara dan bauksit yang juga diperkirakan turun masing-masing sebesar 15,3 persen dan 8,6 persen pada periode yang sama.

 

Janji BRI untuk Konsisten Tebar Dividen Jumbo

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memberikan sinyal bakal terus membagikan dividen jumbo kepada pemegang sahamnya. Perseroan telah memiliki kecukupan modal yang memadai, sehingga kebutuhan operasional tidak melulu harus didapat dari laba ditahan.

BRI memastikan laba setahun penuh 2022 akan menembus Rp40 triliun, dan sebagian akan mengalir ke kantong pemegang saham.

Sinyal laba jumbo tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam Rapat Dengar Pendapat BRI dan Komisi VI DPR RI kemarin, Senin (30/1/2023). Turut serta dalam rapat tersebut yakni PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani atau PMN, yang telah dikonsolidasikan ke dalam BRI.

"Karena memang belum kami publikasi [Laporan Keuangan Akhir Tahun 2022] maka mohon izin bahwa kami akan publikasikannya pada tanggal 8 Februari 2023 mendatang. Tapi sebagai gambaran, kalau 9 bulan [labanya] sudah mencapai Rp39,3 triliun, saya yakin di full year bisa saya pastikan, pasti di atas Rp40 triliun," jelas Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper