Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ABUPI Apresiasi Penurunan Dwelling Time Pelabuhan Indonesia

ABUPI mengklaim dwelling time pelabuhan Indonesia sudah turun menjadi sekitar 3 – 4 hari dari sebelumnya sekitar 5 – 7 hari
Dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok./Ilustrasi
Dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA –  Tingkat waktu tunggu pelayanan kontainer atau dwelling time di Indonesia dinilai telah mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.

Wakil Ketua Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Ariyanto Purboyo menjelaskan dwelling time pelabuhan Indonesia telah menjadi salah satu masalah yang menghambat perkembangan sektor kepelabuhanan nasional.

Meski demikian, ABUPI melihat dwelling time pada pelabuhan Indonesia telah mengalami perbaikan selama beberapa tahun terakhir. Tren positif ini seiring dengan sejumlah upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

“Dulu kita sempat ribut – ribut soal ini sampai Pak Joko Widodo turun tangan, sekarang dwelling time sudah turun menjadi sekitar 3 – 4 hari dari yang sebelumnya bisa 5 – 7 hari,” katanya dalam diskusi daring Tantangan dan Potensi Bisnis Maritim Indonesia 2023: Eksplorasi Kebijakan dan Strategi Bisnis, Senin (30/1/2023).

Selain itu perkembangan sektor kepelabuhanan Indonesia juga tercermin dari berkembangnya rute pelayaran domestik. Menurut Ariyanto, hal ini utamanya didukung oleh inisiatif pemerintah dalam merancang tol laut yang meningkatkan konektivitas antarwilayah Indonesia.

Lebih lanjut ABUPI juga mengapresiasi kemunculan sejumlah kawasan industri di Indonesia. Ariyanto mengatakan kehadiran kawasan industri umumnya akan menghasilkan integrasi konektivitas antara kawasan pabrik dengan moda transportasi, termasuk pelabuhan.

“Kawasan industri yang terintegrasi biasanya akan dilengkapi dengan pelabuhan. Hal ini tentunya akan memotong biaya dan waktu transportasi, contohnya seperti yang ada di Gresik, Jawa Timur,” katanya.

Ariyanto menambahkan, pelaku industri kepelabuhanan Indonesia juga telah beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan teknologi.

Di sisi lain, ABUPI mengatakan masih ada beberapa aspek yang menjadi kelemahan dalam sektor kepelabuhanan nasional. Ariyanto menuturkan biaya logistik nasional Indonesia terpantau masih tinggi, yakni sekitar 23 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Selain itu, utilisasi moda angkutan Indonesia juga masih didominasi oleh angkutan darat. Data ABUPI menyebutkan tingkat utilisasi moda angkutan darat Indonesia telah mencapai 90 persen berbanding dengan utilisasi moda angkutan laut yang baru sekitar 9 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper