Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyoroti dana sektor swasta masih mengendap di perbankan. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dana itu diharapkan segera dialokasikan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex).
“Pemerintah memerhatikan sektor swasta juga masih menyimpan dananya di perbankan, ini yang perlu didorong agar net saving ini bisa direalisasikan dalam bentuk capex,” ujarnya dalam konferensi pers terkait dengan rapat terbatas, Senin (30/1/2023).
Menurut Airlangga, beberapa korporasi telah melakukan pembayaran ataupun manajemen hutang sehingga hal itu diharapkan mampu mendorong belanja modal.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), total simpanan di Bank Umum pada Desember 2022 mencapai Rp8.203 triliun. Jumlah ini menggambarkan kenaikan sebesar 2,16 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Menurut jenis simpanannya, nominal terbesar berada pada simpanan deposito yang mencakup 35,8 persen dari total simpanan atau sebesar Rp2.939 triliun.
Sementara itu, nominal simpanan terbesar dimiliki oleh tiering simpanan lebih dari Rp5 miliar yang mencapai Rp4.380 triliun atau berkontribusi 53,4 persen dari total seluruh simpanan.
Baca Juga
Airlangga menyampaikan tabungan rumah tangga dan korporasi selama pandemi Covid-19 masih berada di perbankan. Hal ini dinilai mampu menjadi peluang untuk mendorong investasi.
Dia menyebutkan bahwa beberapa sektor yang mencatatkan pertumbuhan investasi, di antaranya, energi, tambang, otomotif, perdagangan, kesehatan, aneka manufaktur, dan sektor konstruksi.
“Pemerintah berharap hal ini akan terus didorong kembali agar investasi terus berjalan,” pungkasnya.