Bisnis.com, JAKARTA — Bank DBS memperkirakan investasi publik akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi 2023, bahkan dapat meredam kecenderungan pemerintah dalam menerbitkan kebijakan populis menjelang pemilihan umum atau pemilu 2024.
Senior Economist DBS Group Research Radhika Rao menjelaskan bahwa kondisi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 yang lebih rendah dari perkiraan awal menjadi modal bagi pemerintah dalam menata keuangan negara tahun ini. Misalnya, kebutuhan pembiayaan senilai Rp580 triliun yang lebih rendah dari anggaran awal Rp840,2 triliun, memberikan ruang pemanfaatan fiskal.
Penerimaan yang tinggi membuat pemerintah dapat melakukan reorientasi pengeluaran pada 2023. Ketahanan pertumbuhan domestik berkorelasi dengan pengurangan subsidi dan pelemahan harga minyak global, yang membantu meringankan pengeluaran.
DBS Group Research pun meyakini bahwa investasi publik akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi 2023, di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut akan mendukung konsolidasi fiskal berjalan lebih mulus.
"Dengan reorientasi dalam prioritas pengeluaran, investasi publik lebih tinggi diharapkan akan muncul sebagai pendorong pertumbuhan tahun ini, yang diperkirakan DBS Group Research akan meredam kecenderungan membuat kebijakan populis menjelang Pemilu 2024," tulis Radhika dalam risetnya, dikutip pada Jumat (27/1/2023).
Selain itu, menurut Radhika, sisa anggaran lebih (SAL) atau kelebihan saldo anggaran 2022 sekitar Rp120 triliun akan masuk ke kantong anggaran tahun ini sehingga memberikan pijakan lebih kuat dalam pengelolaan fiskal.
Baca Juga
DBS Group Research meyakini bahwa target defisit fiskal 2023 dapat turun hingga 2,0 persen—2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sejauh ini, pemerintah masih menargetkan defisit APBN 2023 di angka 2,84 persen terhadap PDB.
"Jika terjadi [keadaan ekonomi membaik], maka ini akan berdampak positif bagi stabilitas makro secara keseluruhan. DBS Group Research memperkirakan target fiskal sebesar -2,7 persen dari PDB," tulis Radhika.