Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan negara sahabat jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu diungkapkan saat dia menjadi pembicara di World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss.
Luhut mengatakan bahwa Indonesia sangat membuka diri terhadap semua saran dan usulan dari negara sahabat. Namun, dia mengingatkan jangan sampai mengganggu ekonomi Indonesia.
“Namun satu hal yang harus kalian perhatikan, yaitu jangan pernah mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi rakyat Indonesia adalah hal yang mutlak dan saya yakin negara-negara Asean lain juga memiliki pendapat yang sama,” ujarnya di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, seperti dikutip dalam unggahan resmi di Instagram, Kamis (19/1/2023).
Luhut menuturkan, seperti halnya penyelenggaraan KTT G20 tahun 2022 di Bali lalu, pada awalnya banyak yang pesimis akan penyelenggaraan dan hasilnya.
Namun, dia mengatakan Indonesia berhasil mengubah stigma tersebut menjadi sebuah kesuksesan yang luar biasa.
“Jika KTT G20 saja dapat diselenggarakan dengan sukses dan mendapat pujian dari seluruh negara, maka KTT ASEAN 2023 juga dapat mengulangi kesuksesan yang sama,” imbuhnya
Meski demikian, Luhut melilhat masih banyak tantangan dalam menyelenggarakan KTT Asean 2023.
Mengingat masing-masing negara anggota Asean memiliki kepentingan nasional masing-masing.
“Kami juga mendorong kekompakan dan solidaritas di antara negara-negara Asean. Namun, inilah tantangan sesungguhnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan walaupun situasi di Ukraina masih tidak pasti, Indonesia dengan jumlah penduduk 282 juta jiwa masih dapat mengatasi gejolak ekonomi global.
Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan ekspor senilai US$293 miliar pada 2022, lebih besar dibandingkan 2021 yang hanya US$232 miliar.
“Belum lagi komitmen investasi bilateral senilai US$71 miliar yang diterima Indonesia dari KTT G20 2022, termasuk Just Energy Transition Partnership (JETP) US$20 miliar. Hal ini semakin meningkatkan kepercayaan baik dari dalam negeri maupun dunia internasional,” ungkapnya.