Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membawa pulang oleh-oleh investasi senilai US$2,6 miliar, usai agenda World Economic Forum (WEF) pada 16-20 Januari 2023 di Davos, Swiss.
“Kalau ditanya tentang investasi, yang riil masuk kurang lebih US$2,6 miliar. Sisanya banyak tetapi saya tidak boleh bicara karena kami punya deal jangan dulu umbar,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Selain itu, Bahlil turut menyampaikan perusahaan asal Jerman yakni BASF bersama dengan salah satu perusahaan tambang terbesar di Prancis, Eramet, berencana membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Maluku Utara.
Bahlil mengatakan nilai investasi tersebut mencapai US$2 miliar-US$2,5 miliar, dengan proses groundbreaking rencananya berlangsung pada kuartal I/2023.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis, Chief Executive Officer BASF Martin Brudermüller menyampaikan bahwa proses investasi BASF di Indonesia berjalan baik, khususnya dalam pengurusan perizinan lantaran mendapat dukungan dari Kementerian Investasi.
Rencana investasi dari proyek bernama Sonic Bay tersebut adalah pembangunan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP) di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.
Baca Juga
Brudermüller mengatakan nilai investasi yang akan digelontorkan BASF dan Eramet diperkirakan mencapai sekitar 2,4 miliar euro dan mampu menciptakan 1.000 lapangan pekerjaan.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi kami berjalan lancar. Kami juga berencana melakukan investasi tindak lanjut,” ujarnya.
Proyek Sonic Bay diperkirakan meraup nilai investasi US$2,2 miliar–US$2,6 miliar dengan kapasitas produksi 67.000 ton nikel/tahun dan 7.500 ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.
Sementara itu, realisasi investasi Indonesia sepanjang Januari – Desember 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun atau melebihi target yang ditetapkan, yakni Rp1.200 triliun.
Dari total realisasi tersebut, investasi yang bersumber dari penanaman modal asing (PMA) menjadi penopang utama dengan capaian Rp654,4 triliun. Jumlah ini meningkat 44,2 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).