Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WEF 2023 Davos: CEO BASF Update Investasi Smelter Nikel Senilai Rp39 Triliun

CEO BASF dan Eramet bertemu Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia terkait update rencana investasi Smelter Nikel di Maluku Utara senilai Rp39 triliun.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan beberapa pejabat meresmikan Indonesia Pavilion yang dibuka selama perhelatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss pada Selasa (17/1/2023). JIBI/Ana Noviani.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan beberapa pejabat meresmikan Indonesia Pavilion yang dibuka selama perhelatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss pada Selasa (17/1/2023). JIBI/Ana Noviani.

Bisnis, DAVOS - Di sela-sela World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023, dua perusahaan Eropa Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF) dan Eramet segera merealisasikan rencana investasi pemurnian nikel di Maluku Utara atau proyek Sonic Bay yang nilai investasinya mencapai 2,4 miliar euro atau setara Rp39,1 triliun (Rp16.706 per Euro). 

Chief Executive Officer BASF Martin Brudermüller menyampaikan proses investasi BASF di Indonesia mampu berjalan dengan baik, khususnya dalam hal pengurusan perizinan karena mendapat dukungan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Rencana investasi yang dimaksud ialah pembangunan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP) di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek yang diberi nama Sonic Bay itu digarap BASF bersama dengan perusahaan pertambangan dan metalurgi multinasional Prancis, Eramet.

“Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan kami dengan Eramet sudah pada tahap final, kemungkinan keputusan kami akan diambil pada semester I/2023," ujarnya dalam pertemuan dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Indonesia Pavilion 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1).

Brudermüller menambahkan nilai investasi yang akan digelontorkan BASF dan Eramet diestimasi sekitar 2,4 miliar euro.

Menurutnya, proyek penghiliran itu diperkirakan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi kami berjalan lancar. Kami juga berencana melakukan investasi tindak lanjut.” imbuhnya.

Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga US$2,2 miliar–US$2,6 miliar dengan kapasitas produksi sebesar 67.000 ton nikel/tahun dan 7.500 ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.

Bahlil mendorong agar rencana BASF untuk berinvestasi pemurnian nikel untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik di Maluku Utara dapat segera direalisasikan.

Bahlil menambahkan rencana investasi BASF di Indonesia sejalan dengan proyek prioritas pemerintah terkait dengan penghiliran pertambangan. Rencananya. BASF akan bekerja sama dengan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel.
 
“Saya mendukung penuh rencana investasi BASF di Indonesia khususnya dalam mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah negara kita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik kelas dunia," paparnya.

Dia menyebut pabrik pemurnian nikel BASF nantinya berlokasi di Maluku Utara yang merupakan lokasi sumber bahan baku nikel.

"Kami di Kementerian Investasi/BKPM akan mengawal segala proses investasi BASF dari awal hingga akhir agar proyek ini bisa segera terlaksana” ungkap Bahlil.

BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia  yang memiliki portofolio bisnis di enam segmen, yakni kimia, material, solusi industrial, surface technologies, solusi nutrisi dan agrikultural. Pada 2021, BASF menghasilkan penjualan senilai 78,6 miliar euro atau sekitar Rp12,8 triliun. 

Di Indonesia, BASF telah berinvestasi sejak 1976. Solusi BASF berkontribusi terhadap kesuksesan para pelanggan di Indonesia dalam hampir seluruh industri, termasuk pertanian, pangan, perawatan rumah dan diri, otomotif, cat dan pelapis, serta bahan kimia dasar.

BASF Indonesia memiliki pabrik produksi di Cengkareng, Cimanggis dan Merak. Pada 2021, BASF mencatat penjualan sekitar 567 juta euro untuk pelanggan di Indonesia.

Pada 1 Januari 2023, BASF Indonesia menunjuk Christofer Arisandy sebagai Presiden Direktur untuk menggantikan Agus Ciputra yang mengambil peran regional. Christofer Arisandy memiliki 20 tahun pengalaman di industri kimia dan memulai karir di BASF sejak 2003.

"Saya yakin BASF akan semakin memperkuat posisi strategisnya di Indonesia dan akan terus memanfaatkan peluang pertumbuhan domestik dan internasional,” kata Christofer Arisandy.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper