Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fantastis! RI Bisa Dapat Potensi Investasi Penghiliran Rp8.280 Triliun!

Di sela-sela perhelatan WEF 2023, Kementerian Investasi/BKPM menyebut potensi investasi penghiliran tembus US$545,3 Miliar atau setara Rp8.280 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023). JIBI/Ana Noviani.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023). JIBI/Ana Noviani.

Bisnis, DAVOS - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memetakan potensi investasi penghiliran di delapan sektor prioritas yang mencakup 21 komoditas strategis mencapai total US$545,3 miliar atau setara dengan Rp8.280 triliun (kurs Rp15.185 per dollar AS). 

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan target investasi pada 2022 sebesar Rp1.200 triliun mampu tercapai dan ditargetkan tumbuh sekitar 17 persen menjadi Rp1.400 triliun pada 2023.

Target investasi itu sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mempertahankan ekonomi pada tahun ini dapat tumbuh di atas 5 persen saat defisit APBN kembali normal dari kisaran 4-5 persen terhadap PDB menjadi di bawah 3 persen dari PDB Indonesia.

"Jadi total potensi investasi US$545,3 miliar, ini angka fantastis. Ini salah satu syarat negara kita lepas dari negara berkembang menjadi negara maju," paparnya di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023).

Salah satu potensi investasi yang bakal terus didorong untuk dikembangkan ke depan ialah penghiliran di berbagai sektor strategis. Bahlil menyebut BKPM telah membuat Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang mencakup delapan sektor prioritas dan 21 komoditas unggulan.

Delapan sektor prioritas itu mencakup mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.

Terperinci, Bahlil memaparkan potensi investasi penghiliran mineral batu bara itu mencapai US$427,1 miliar, minyak dan gas bumi US$67,6 miliar, serta perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan US$50,6 miliar.

Lebih terperinci, 21 komoditas strategis yang masuk dalam Peta Jalan Hilirisasi yang disusun BKPM mencakup batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, kepiting, rumput laut, dan garam.

Menurut Bahlil, penghiliran nikel menjadi contoh yang mendorong nilai ekspor dari US$3,3 miliar menjadi US$20,9 miliar pada 2021 dan diproyeksi menyentuh US$29 miliar-US$30 miliar pada 2022.

"Itu baru satu komoditas, belum lagi peningkatan pajak, peningkatan kompetitif, dan neraca perdagangan kita. Jadi, kita tidak ingin berakhir di nikel, sudah kami breakdown dengan peta ada 21 komodiitas," imbuhnya.

Bahlil menambahkan pemerintah merancang insentif bagi calon investor yang terjun ke proyek penghiliran di Indonesia. Dia memastikan insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance masih dapat dinikmati investor. Di luar itu, lanjutnya, kemudahan perizinan akan difasilitasi oleh BKPM.

"Kalau mau pertumbuhan ekonomi tinggi, peredaran uang harus tinggi. Kita butuh FDI [foreign direct investment], penghiliran masih dominan," ujar Bahlil.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper