Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Buka Perbatasan, Maskapai Diminta "Gercep"

Indonesia National Air Carriers Association meminta maskapai nasional bergerak cepat memulihkan kinerja setelah Pemerintah China membuka pembatasan penerbangan 
CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa
CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) meminta maskapai nasional bergerak cepat memulihkan kinerja setelah Pemerintah China membuka pembatasan penerbangan internasional.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menyebut pasar penerbangan China merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2019, jumlah turis dari China mencapai sebesar 2 juta.
Denon menilai maskapai nasional dapat memanfaatkan peluang dibukanya penerbangan dari dan ke China untuk memulihkan bisnis penerbangannya dari krisis. 
"Saya kira maskapai kita seharusnya dapat memanfaatkan peluang ini. Momentum ini bisa dilakukan dengan membuka lebih banyak lagi penerbangan dari kota lain untuk terbang ke China,"ujarnya, Selasa (24/1/2023).
Denon yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang perhubungan memaparkan ada sejumlah kota di Indonesia yang selama ini banyak membuka penerbangan ke China, seperti Jakarta, Denpasar, dan Manado.
Dengan peluang tersebut, dia meminta agar maskapai nasional bisa mengantisipasi ketersediaan pesawat dan jumlah kru. Denon juga meminta agar Pemerintah Indonesia bisa mempermudah izin dan proses maskapai nasional masuk ke China.
Senada, Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto juga menilai dengan pembukaan perbatasan penerbangan dari dan ke China tak hanya membantu pemulihan penerbangan internasional antar negara tetapi juga untuk pemulihan sektor pariwisata. Bukan tanpa alasan, sebab selama  3 tahun terakhir sebelum pandemi jumlah wisman dari China selalu mendominasi di peringkat pertama.
"Saya yakin maskapai nasional yang sebelumnya telah melayani penerbangan, baik reguler dan charter dari dan ke China akan kembali melayani penerbangan ke China," terangnya.
Selama ini, papar Bayu, pasar penumpang China bagi maskapai nasional berkisar  20 persen -- 30 persen dari total pendapatan. Sementara untuk rute penerbangan internasional maskapai porsinya bisa mencapai 40 persen -- 50 persen.
Dia berharap setelah pembukaan perbatasan penerbangan ke China, maskapai harus bisa memenuhi syarat keselamatan dari otoritas penerbangan sipil di China. Kemudian juga dapat melakukan efisiensi biaya karena nantinya juga menghadapi persaingan dengan maskapai-maskapai dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper