Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kepada para stakeholders terkait utang hampir Rp10 triliun terhadap Arab Saudi yang digunakan untuk membangun kampus dan fasilitasnya di Indonesia.
Dalam acara Ground Breaking Kampus III UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sri Mulyani menyampaikan total utang Indonesia dari Islamic Development Bank (IsDB) sebesar Rp7,3 triliun sementara dari Saudi Fund for Development mencapai Rp2,7 triliun.
“Total pinjaman kami dari Islamic Development Bank untuk membangun kampus di Indonesia adalah sebesar 7,3 triliun, untuk pinjaman, yang masih aktif sebesar Rp2,75 triliun, yang tidak aktif itu sudah kami bayar kembali,” ujarnya seperti dikutip dalam YouTube UIN Malang, Minggu (22/1/2023).
Artinya, dari total pinjaman sebesar Rp9,9 triliun atau hampir mencapai Rp10 triliun, masih terdapat utang sebesar Rp5,45 triliun, atau sebanyak Rp4,55 triliun telah dikembalikan kepada pihak Arab Saudi menggunakan uang negara.
Sri Mulyani mengatakan pembangunan-pembangunan dari IsDB tersebut meliputi UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan Gunung Jati, UIN Raden Patah Palembang, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Mataram, IAIN Raden Intan Lampung, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, IAIN Antasari Banjarmasin, IAIN Imam Bonjol Padang, dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Selain itu, pembangunan kampus dan fasilitasnya menggunakan Saudi Fund for Development terdiri dari tiga proyek, yaitu Kampus III UIN Malang, Universitas Negeri Jakarta, dan Rumah Sakit Negeri Bengkulu.
Baca Juga
Pada dasarnya meskipun pembangunan infrstruktur untuk perguruan tinggi menggunakan utang, Sri Mulyani menegaskan nantinya akan dibayar menggunakan uang negara.
“Itu kami bangun semuanya dengan uang negara, memang dipinjamin dahulu tetapi kami bayar pakai uang negara,” tambahnya.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa negara telah mengeluarkan Rp9,6 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejak 2015-2023 untuk pembangunan perguruan tinggi negeri.
Dia mengklaim jumlah tersebut lebih besar dari dana pinjaman Arab Saudi tersebut.
“Kami membangun berbagai perguruan tinggi islam negeri di Indonesia dari 2015 hingga 2023 ada 199 proyek, nilainya Rp9,6 triliun, jadi lebih besar, ini dari 2015-2023. Kalau IsDB itu dari 2003 pak, jadi [APBN] jauh lebih banyak,” tuturnya.
Sri Mulyani Kembali mengingatkan bahwa APBN hadir sebagai shock absorber bagi masyarakat yang berpotensi mengalami syok akibat guncangan-guncangan dunia.