Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis! Sri Lanka Minta Diselamatkan oleh India dan China

Sri Lanka minta bantuan ke China dan India untuk bisa memulihkan ekonomi negara dan mendapat dana dari IMF.
Demonstrans berada di dalam kantor Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (13/7/2022). Reuters/Marlon Ariyasinghe
Demonstrans berada di dalam kantor Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (13/7/2022). Reuters/Marlon Ariyasinghe

Bisnis.com, JAKARTA - India tengah bersiap mendorong investasi yang lebih besar dalam perekonomian Sri Lanka, terutama di bidang inti seperti energi, pariwisata, dan infrastruktur.

India berkomitmen untuk meningkatkan investasi di negara tetangganya yang terlilit utang untuk membantu menariknya dari krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade.

“Kami mengandalkan pemerintah Sri Lanka untuk menyediakan lingkungan yang lebih ramah bisnis,” kata Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar, mengutip Aljazeera, Sabtu (21/1/2023).

Sri Lanka yang menjadi rumah bagi 22 juta orang itu memang telah bergulat dengan tantangan selama setahun terakhir mulai dari kekurangan mata uang asing hingga inflasi yang tak terkendali dan resesi yang tajam, dalam krisis terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.

Jaishankar bersama rekannya dari Sri Lanka, Ali Sabry pun membicarakan soal rencana kerja samanya di bidang infrastruktur, konektivitas, energi, industri, dan layanan kesehatan.

Tidak hanya itu, Menteri India juga bertemu dengan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe. Lalu, selama kunjungan tersebut, para negara tetangga diharapkan menandatangani nota kesepahaman untuk proyek pembangkit listrik terbarukan yang mencakup tiga pulau di utara Sri Lanka.

Sri Lanka kini juga tak henti-hentinya meminta dukungan dana dari China dan India sebagai pemberi pinjaman bilateral terbesarnya guna mencapai kesepakatan akhir dengan Dana Moneter International (IMF) agar bisa mendapat paket dana bantuan sebesar US$2,9 miliar dari IMF.

Bantuan dari IMF ini telah berjalan selama empat tahun. Namun, program tersebut bergantung pada jaminan restrukturisasi utang dari kreditur setelah negara tersebut mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pembayaran utang luar negerinya. Saat ini, negara tersebut memiliki utang luar negeri sebesar US$51 miliar. Sebanyak US$28 miliar di antaranya harus dibayar pada 2027.

Hal itupun disetujui oleh India, di mana mereka memberikan jaminan keuangan kepada IMF untuk membuka jalan bagi Sri Lanka untuk bergerak maju.

Bahkan, India sangat mendukung rencana restrukturisasi utang Sri Lanka sekitar US$1 miliar kepada tetangga terdekatnya.

“Kami sangat yakin bahwa kreditur Sri Lanka harus mengambil langkah proaktif untuk memfasilitasi pemulihannya,” kata Jaishankar.

Sementara itu, China yang menjadi pemberi pinjaman bilateral terbesar di Sri Lanka dan kreditor utama diketahui belum menyetujui rencana tersebut.

Adapun, pada akhir 2022 lalu menurut perhitungan Inisiatif Riset China Afrika, total utang Sri Lanka kepada China adalah sebesar US$7,4 miliar, atau hampir seperlima dari utang luar negeri publiknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper