Bisnis.com, JAKARTA — Gangguan terhadap operasi penerbangan di Indonesia dari serangan hewan liar ternyata marak terjadi khususnya dari burung liar.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Capt. M. Mauludi mengatakan bahwa berdasarkan catatan Kemenhub, beberapa insiden bird strike telah dilaporkan terjadi beberapa kali di bandara besar di Indonesia seperti Bandara Soekarno Hatta, Bandara Hasanuddin, Bandara Juanda, dan Bandara Hang Nadim serta beberapa lokasi di wilayah timur Indonesia.
“Akibat bird strike ini dapat merusak mesin dan body pesawat sehingga mengganggu keselamatan penerbangan,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (18/1/2023).
Mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim dan agraris, mengakibatkan kebanyakan bandara berada dekat hutan, persawahan dan terletak di dekat pantai yang berdekatan dengan hewan liar, sehingga besar kemungkinan terjadinya serangan dari hewan liar.
Dia menilai suatu negara perlu memiliki Wildlife National Committee dalam melakukan mitigasi dan menanggulangi adanya ancaman dari binatang liar di bandara.
“Monitoring kegiatan ini termasuk dalam State Safety Program, sebagaimana diamanatkan dalam Annex 19,” kata Mauludin.
Selain aspek keselamatan penerbangan, Kemenhub harus menindaklanjuti hasil pertemuan International Civil Aviation Organization (ICAO) Asia Pacific Air Navigation Planning and Implementation Regional Working Group (APANPIRG).
Setiap negara diwajibkan untuk membentuk National Wildlife Hazard Committee guna mencegah dan mengurangi dampak buruk akibat ganguan hewan liar di bandara dan sekitarnya bagi keselamatan penerbangan sipil.
Dengan demikian diharapkan ke-depannya dapat meningkatkan aspek keselamatan penerbangan melalui pembentukan Komite Nasional Bahaya Hewan Liar di Indonesia yang melibatkan seluruh stakeholder.
Stakeholder tersebut mulai dari penerbangan sipil nasional, sehingga dapat memberikan tindakan khusus dan mitigasi dalam pencegahan bahaya hewan liar.