Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Gini Turun per September 2022, RI Pulih dari Covid-19?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Rasio Gini atau Gini Ratio turun per September 2022. Indonesia sudah pulih dari pandemi Covid-19?
Sejumlah anak bermain di depan rumahnya di kawasan Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah anak bermain di depan rumahnya di kawasan Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Rasio Gini (Gini Ratio) atau tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia, turun sebesar 0,003 poin menjadi 0,381 poin pada September 2022.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan ketimpangan pengeluaran di pedesaan dan perkotaan turun 0,003 poin bila dibandingkan dengan Maret 2022.

“Ketimpangan turun baik di perkotaan maupun pedesaan,” paparnya dalam Rilis BPS, Senin (16/1/2023).

Lebih lanjut, Margo menjelaskan bahwa indeks ketimpangan di perkotaan mencapai 0,402 poin, turun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Maret 2022.

Sementara itu, ketimpangan pedesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,313 poin, atau turun sebesar 0,001 poin dibandingkan Maret 2022.

BPS juga mencatat ketimpangan atau rasio gini di pedesaan pada 2022, baik pada survei yang dilakukan pada Maret dan September, lebih rendah dari rasio gini sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019.

Berbeda dengan di pedesaan, ketimpangan di daerah perkotaan masih terpantau lebih tinggi dari September 2019 (0,391 poin).

“Kalau dilihat dibandingkan seri sebelumnya, ketimpangan di pedesaan itu sudah pulih mencapai di bawah level sebelum pandemi Covid-19,” tambahnya.

Meski rasio gini terjadi penurunan, BPS justru mencatat adanya kenaikan jumlah penduduk miskin pada September 2022 yang naik 0,20 juta jiwa menjadi 26,36 juta jiwa, bila dibandingkan dengan Maret 2022.

Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan pemerintah yang menaikan harga BBM pada September 2022 dan mendorong kenaikan harga komoditas pangan dan nonpangan yang dikonsumsi penduduk miskin, seperti beras, telur ayam, cabai merah, BBM, hingga biaya kontrak rumah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper