Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) melaporkan sebanyak 19,7 juta orang menggunakan layanan MRT Jakarta sepanjang 2022, atau melonjak sebesar 174 persen dibandingkan dengan realisasi 2021.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo mengatakan jumlah tersebut menunjukkan rata-rata 50.000 orang per hari menggunakan MRT Jakarta dengan 87.072 jumlah perjalanan kereta.
Jumlah tersebut juga menunjukan kenaikan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi dari laman resmi MRT Jakarta, sepanjang 2021 tercatat 7,17 juta orang yang menggunakan MRT Jakarta dengan rata-rata per hari sekitar 19.659 orang dengan 75.553 jumlah perjalanan kereta.
Adapun pada awal 2022 PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan angka keterangkutan penumpang sepanjang tahun 2022 mencapai 14,6 juta orang atau setara dengan rata-rata harian sebanyak 40.000 orang per hari. Ketepatan waktu tempuh, kedatangan, dan berhenti ratangga pun mencapai 99,94 persen.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah menaruh kepercayaannya terhadap layanan MRT Jakarta dan mitra-mitra pengumpannya sehingga lebih banyak orang yang menggunakan MRT Jakarta dalam mobilitas sehari-harinya,” jelas Ahmad dikutip dari keterangan resminya, Selasa (10/1/2023).
Untuk menaikkan angka keterangkutan, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dari industri wisata seperti sektor kuliner, aktivitas, hingga pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.
Baca Juga
Perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan seperti PPD, Tebengan, Gojek, Grab, Transjakarta dan yang terbaru, Swoop.
“Kehadiran angkutan pengumpan ini tidak hanya berimbas terhadap kenaikan angka keterangkutan, tetapi juga mendorong kebudayaan menggunakan platform berbagi kendaraan [ride sharing]. Operator pengumpan menyumbang sekitar 13 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta,” katanya.
Selain itu, perusahaan juga mengembangkan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di beberapa stasiun fase 1 koridor selatan – utara. Menurut Ahmad kawasan yang dirancang dengan memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik itu juga turut berkontribusi dalam mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.