Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Swiss Catat Kerugian Rp2.224 Triliun di 2022, Terbesar Sepanjang Sejarah

Bank sentral Swiss National Bank (SNB) memproyeksikan kerugian terbesar dalam 116 tahun sejarahnya.
Gedung bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB)./Bloomberg
Gedung bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Swiss tidak akan menerima pembayaran dividen dari bank sentral Swiss National Bank (SNB) untuk tahun 2022 setelah memproyeksikan kerugian terbesar dalam 116 tahun sejarahnya.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (9/1/2023), SNB memperkirakan kerugian tahunan sekitar 132 franc Swiss atau setara Rp2.224 triliun, lebih dari lima kali lipat dari rekor sebelumnya.

Bagian terbesar dari ini, 131 miliar franc, berasal dari anjloknya nilai kepemilikan mata uang asing, yang diperoleh sebagai hasil dari pembelian selama satu dekade untuk melemahkan nilai mata uang franc.

Nilai cadangan devisa SNB turun sekitar 17 persen tahun lalu. Pada bulan Desember, cadangan devisa SNB mencapai 784 miliar franc, turun dari 945 miliar franc setahun sebelumnya. Namun, jumlah akhir tahun masih lebih tinggi dari produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi.

Posisi dalam franc Swiss mengalami kerugian valuasi sekitar 1 miliar franc, sementara SNB memperoleh sekitar 400 juta franc dari kepemilikan emasnya.

Penurunan tersebut adalah kedua kalinya sejak SNB didirikan pada tahun 1906, SNB harus melewatkan pembayaran tahunannya kepada pemerintah federal dan kanton Swiss.

Hal ini membuat sebagian besar dari 26 distrik administratif untuk menyesuaikan rencana pengeluaran mereka. Untuk tahun 2021, SNB telah membayar 6 miliar franc kepada pemerintah.

Konferensi kepala keuangan kanton Swiss mengatakan bahwa meskipun kerugian itu disesalkan, hal tersebut telah diperkirakan dalam laporan pendapatan sementara.

"Ini adalah fakta bahwa keuntungan SNB berfluktuasi secara luas dan distribusi tidak dapat diterima begitu saja," jelas badan tersebut.

Selain itu, kerugian ini adalah salah satu contoh paling mengejutkan mengenai bagaimana lingkungan kenaikan suku bunga global telah menggeser latar belakang keuangan bank sentral dengan konsekuensi fiskal terkait.

Di zona euro, para gubernur bank sentral menghadapi tekanan yang meningkat untuk menjelaskan mengapa kontribusi terhadap keuangan publik domestik dari aktivitas mereka berhenti.

Di Inggris, Bank of England (BOE) tidak lagi membayar ke publik dan sebaliknya menerima transfer dari Departemen Keuangan untuk menutupi proyeksi kerugian dalam program pembelian obligasi.

Pemegang saham swasta SNB juga tidak akan menerima dividen untuk tahun 2022. Tidak seperti bank sentral lainnya, bank sentral Swiss adalah perusahaan pemerintah yang sahamnya diperdagangkan publik. Sekitar 50 persen saham SNB dimiliki oleh pemerintah, sedangkan sisanya oleh perusahaan dan individu swasta.

Meskipun merupakan perusahaan terbuka, penghasilan dari operasional SNB tidak memengaruhi kebijakan moneter Swiss.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper