Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian memperkirakan kinerja industri pengolahan nonmigas di Indonesia pada tahun 2023 akan tumbuh 5,1 hingga 5,4 persen (year-on-year/yoy). Angka tersebut naik dibandingkan target pada tahun ini yang sebesar 5,01 persen (yoy).
DataIndonesia menyebut, bersamaan dengan proyeksi kenaikan kinerja ini, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diproyeksikan meningkat menjadi sebesar US$225 miliar - US$245 miliar pada tahun depan. Angka ini juga meningkat dari target tahun 2022 lalu, sebesar US$ 210,4.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap, sejumlah investasi telah masuk ke beberapa sektor industri. Hal ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri pengolahan non migas.
“Masuknya sejumlah investasi di beberapa sektor diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur,” tutur Menteri Agus Gumiwang, dikutip dari keterangan resmi pada Senin (9/1/2022).
Nilai investasi di sektor industri pengolahan nonmigas tersebut, dipatok sebesar Rp450 triliun - Rp470 triliun pada ini. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan pada tahun ini yaitu sebesar Rp 439,3 triliun.
Lebih lanjut, imbas dari peningkatan investasi tersebut, Kemenperin juga memperkirakan tenaga kerja yang terserap di industri pengolahan nonmigas sebesar 20,2 juta orang, lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 19,2 juta orang.
Baca Juga
Untuk mendukung hal tersebut, DataIndonesia menyebut Kemenperin menggalakkan beberapa program utama. Beberapa di antaranya dengan menjadi partner country di Hannover Messe 2023, restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil, hingga pembentukan ekosistem fitofarmaka.
Sebelumnya, Kemenperin juga merilis pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,83 persen pada kuartal III/2022, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu di angka 4,12 persen.