Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tengah melakukan sejumlah upaya perbaikan di Pelabuhan Benoa, agar kapal pesiar atau cruise berukuran besar berminat untuk bersandar.
Sekretaris Perusahaan Pelindo Ali Mulyono menjelaskan di area pelabuhan eksisting, yang merupakan kawasan pengembangan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), sebagian sudah selesai dibangun pada 2019-2022. Saat ini, paparnya, di area eksisting, terminal penumpang bagi wisatawan asing yang datang dengan menggunakan cruise juga sudah diperluas. Pada tahap awal ini, terminal bisa menampung 3.000 orang, sebelumnya hanya 1.000 orang.
Pelindo pun tengah menggenjot agar Dermaga timur yang memiliki panjang 340 meter bisa segera ditambah atau diperluas sebesar 160 meter. Tak hanya itu, kedalaman kolam labuh atau draft juga mesti diperdalam dari yang sekarang minus 9 meter menjadi minus 12 meter.
"Hal ini dilakukan agar bisa menampung kapal-kapal wisata besar. Queen Elizabeth yang berbobot 92.000 GT dan memiliki draft 8 meter, misalnya, membutuhkan kedalaman yang cukup agar tak kandas,“ terangnya, Selasa (3/1/2022).
Sementara itu, senior National Operations Manager Ben Line Agencies Andry Mart menilai upaya yang sudah dilakukan oleh Pelindo tersebut cukup baik. Pasalnya, selama ini, kapal cruise berukuran di atas 259 meter tidak banyak yang berani sandar di Benoa karena agak susah bermanuver.
“Ini kabar yang bagus yang kita tunggu-tunggu. Saat ini, cruise dengan ukuran di atas 250 meter tidak banyak yang berani sandar di Benoa karena agak susah bermanuver," ujarnya.
Baca Juga
Adapun, progres perpanjangan dermaga timur sudah mencapai 91,2 persen. Pengerukan alur dan kolam Pelabuhan Benoa juga sedang dikerjakan.
Pelindo juga sedang dalam proses merelokasi terminal curah cair dan LNG yang dioperasikan anak perusahaannya, PT Pelindo Energi Logistik, di dermaga selatan ke area utara. Pertimbangannya adalah untuk menambah dermaga cruise sehingga bisa menampung 4-5 kapal pada saat yang sama.
Selama ini, Terminal curah cair untuk bahan bakar minyak (BBM) dan LNG juga tergolong bahan berbahaya atau hazardous, sehingga lebih aman direlokasi ke utara. Ali pun memproyeksikan Kebutuhan gas meningkat seiring dengan penambahan kapasitas PLTG Pesanggrahan, Denpasar, pada 2023.
Hal tersebut didukung dengan provinsi Bali yang memang sudah mencanangkan Green Tourism, sehingga harus didukung energi bersih. Selain itu, di Bali juga memiliki fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU).
“FSRU ini kan stay terus, sehingga mesti ditempatkan di lokasi yang pergerakannya rendah," terangnya.
Penataan juga akan dilakukan di dermaga barat yang saat ini dimanfaatkan sebagai pelabuhan ikan. Dermaga ini cukup panjang, yakni 406 meter tapi draft-nya hanya tiga meter. Setelah ditata, di kawasan ini juga akan dibuat pasar ikan modern.
Menurut Andry, permintaan cruise untuk sandar di Benoa terus meningkat sejak September 2022. Benoa masih menjadi tujuan utama kapal-kapal wisata, terutama dari Australia, Selandia Baru, Eropa dan Amerika.
Dia pun menyambut baik pernyataan Presiden Joko Widodo yang mencabut status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada akhir 2022. Hal ini perlu didukung peningkatan fasilitas di Benoa.
Arus wisatawan asing yang masuk ke Bali lewat Pelabuhan Benoa memang menyusut jauh selama Pandemi Covid-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sampai Oktober 2022, jumlah wisatawan asing melalui Benoa hanya 413 orang. Pada periode yang sama tahun 2021 malah hanya delapan orang. Sepanjang 2020, ketika Covid-19 mulai menyerang Indonesia, jumlah turis asing lewat Benoa masih 10.268 orang, anjlok 65,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang masih 29.456 orang.
Pengembangan BMTH yang akan menjadi kawasan pariwisata terpadu yang menyediakan seluruh kebutuhan pariwisata, mulai dari akomodasi, hiburan, sampai cindera mata diharapkan bisa menarik semakin banyak wisatawan asing.
Tujuan lainnya adalah memperpanjang rata-rata lama menginap wisatawan asing yang masuk melalui Benoa. Makin lama kapal sandar akan membawa manfaat yang makin besar, baik bagi Pelindo dan juga Pemerintah Kota Denpasar, maupun Provinsi Bali secara keseluruhan.
Adapun Bali Maritime Tourism Hub merupakan salah satu proyek strategis nasional yang ditetapkan berdasarkan Perpres No.109/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres No.3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Saat ini, di Benoa terdapat pelabuhan ikan, terminal curah cair dan Liquified Natural Gas atau LNG, Marina untuk yacht, serta dermaga dan terminal untuk penumpang cruise atau kapal wisata.
Pengembangan BMTH Ultimate akan menata Pelabuhan Benoa menjadi Dua Zona, yakni Zona Fasilitas Pokok seperti Zona Terminal, Zona Petikemas dan General Cargo, Zona Marina/ Pariwisata, Zona Curah Cair dan Gas, dan Zona Terminal Penumpang serta Zona Fasilitas Penunjang yakni Zona Logistik, Zona Port Associate Industry (PAI), Zona Pemerintahan, dan lainnya.
Sejalan hal tersebut, rencana pembangunan akan merelokasi terminal curah cair dan LNG dari selatan ke utara, Dermaga Perikanan akan ditata kembali menjadi Zona PAI, serta dermaga untuk cruise akan diperpanjang dan kedalaman kolam diperdalam menjadi -12 meter lws dengan tujuan agar bisa menampung kapal yang lebih besar dan terminal untuk penumpang internasional. diperluas,”