Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 12 Prediksi Resesi AS di 2023, dari Jeff Bezos hingga Elon Musk

Banyak bos besar dan ekonom memperingatkan potensi resesi yang kemungkinan besar terjadi di AS
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi ekonomi Amerika Serikat sedang tidak baik-baik saja, banyak bos besar mulai dari Jeff Bezos, Elon Musk, hingga Ken Griffin sudah lebih dulu meningkatkan kewaspadaan akan potensi resesi yang kemungkinan besar terjadi di Negeri Paman Sam.

Dilansir dari Markets Insider pada Rabu (4/1/2023), Jeff Bezos, Elon Musk, dan Ken Griffin menyuarakan kekhawatirannya mengenai potensi perlambatan ekonomi yang berkepanjangan, sejalan dengan suara sejumlah tokoh-tokoh bisnis lainnya.

Carl Icahn, Jamie Dimon, dan Charlie Munger juga memperingatkan bahwa perekonomian AS berpotensi terkontraksi dan pengangguran melonjak. Mereka mengkhawatirkan banyak hambatan pertumbuhan, termasuk keputusan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi yang terus melonjak.

Berikut adalah 12 peringatan sekaligus kekhawatiran para bos dan ahli terkait resesi AS di 2023: 

  1. Jeff Bezos

Pendiri Amazon Jeff Bezos mengatakan perekonomian tidak terlihat bagus saat ini, bahkan cenderung melambat.

"Banyak PHK terjadi di banyak sektor. Jika kita tidak berada dalam resesi sekarang, kita kemungkinan akan segera berada dalam resesi dalam waktu dekat. Ambil risiko sebanyak yang Anda bisa. Berharaplah untuk yang terbaik, tetapi bersiaplah untuk yang terburuk." katanya.

  1. Elon Musk

Miliarder pemilik Tesla, SpaceX, dan Twitter Elon Musk memperkirakan bahwa AS menuju resesi pada tahun 2023.

"Tebakan terbaik saya adalah bahwa kita mengalami masa-masa badai selama setahun hingga satu setengah tahun, dan kemudian fajar menyingsing kira-kira pada kuartal II/2024. Berharap untuk yang terbaik, bersiaplah untuk yang terburuk. Jangan terlalu berani. Dari sudut pandang uang tunai, tetap tenang tapi selalu bersiap," tuturnya.

  1. Ken Griffin

Pendiri dan CEO Citadel Ken Griffin berpendapat agar The Fed benar-benar bisa menaklukkan inflasi, AS harus menaikkan tingkat pengangguran di kisaran 4 persen,

"Saya merasa sulit untuk percaya bahwa kita tidak akan mengalami resesi pada saat itu, suatu saat di pertengahan hingga paruh akhir tahun 2023." Kata Griffin. 

  1. Charlie Munger

Charlie Munger merupakan mitra bisnis Warren Buffett dan chairman Berkshire Hathaway. Charlie berpikir The Fed mentolerir sedikit resesi di perekonomian AS agar tidak terjadi inflasi yang tidak terkendali.

"Itulah yang seharusnya mereka lakukan. Mereka seharusnya seperti menjadi satu-satunya orang di pesta yang mabuk," katanya.

  1. Chairman Icahn Enterprises, Carl Icahn

Carl Icahn mengatakan kenaikan suku bunga acuan hingga level saat ini mengakibatkan kurva imbal hasil terbalik, sehingga resesi sangat mungkin terjadi.

“Dan saya pikir kita sudah mengalami resesi. Ada banyak hal yang harus terjadi untuk membalikkan ekonomi ini, untuk mengeluarkan kita dari resesi." ungkap Carl.

  1. CEO JPMorgan Jamie Dimon

Jamie Dimon memperkirakan ekonomi AS akan mengalami resesi ringan pada tahun ini.

“Konsumen berada dalam kondisi yang sangat baik, perusahaan berada dalam kondisi yang sangat baik. Dan ada kemungkinan sesuatu yang lebih buruk, sebagian besar karena perang di Ukraina dan harga minyak dan semua hal seperti itu." ungkapnya.

    Halaman
    1. 1
    2. 2

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

    Konten Premium

    Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

    Artikel Terkait

    Berita Lainnya

    Berita Terbaru

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    # Hot Topic

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Rekomendasi Kami

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Foto

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper