Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Gubernur The Fed: Resesi AS Tak Bisa Dihindari

Simak pernyataan mantan Gubernur The Fed Alan Greenspan soal resesi AS yang mungkin tak bisa dihindari.
Ekonom kenamaan AS Alan Greenspan yang pernah menjabat sebagai gubernur The Fed di masa krisis keuangan 2008/Bloomberg
Ekonom kenamaan AS Alan Greenspan yang pernah menjabat sebagai gubernur The Fed di masa krisis keuangan 2008/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Alan Greenspan mengatakan resesi Amerika Serikat tak bisa dihindari dan paling mungkin terjadi karena bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk mengekang inflasi.

Apalagi, dua laporan bulanan terakhir menunjukkan perlambatan kenaikan harga konsumen di Amerika Serikat.

"Saya tidak berpikir itu akan menjamin pembalikan The Fed yang cukup besar untuk menghindari setidaknya resesi ringan," ujar Greenspan seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/1/2023).

Greenspan, yang kini menjadi penasihat ekonomi senior di Advisors Capital Manajemen, mengatakan pendapatnya soal langkah The Fed dan potensi resesi AS dalam komentar tanya jawab di situs web ACM yang didistribusikan Selasa (3/1/2023).

Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga secara agresif tahun lalu dalam upaya untuk menurunkan inflasi dari level tertinggi 40 tahun.

The Fed menyatakan akan terus memperketat kebijakan sampai pekerjaan selesai, khususnya untuk melawan inflasi di Negeri Paman Sam.

Menurut Greenspan, kenaikan upah dengan perluasan pekerjaan perlu 'dilunakkan' lebih lanjut untuk meredam inflasi.

"Kita mungkin memiliki periode tenang yang singkat di depan inflasi, tetapi saya pikir itu akan sedikit terlambat," imbuhnya.

Dia mengatakan risiko menurunkan suku bunga terlalu cepat adalah inflasi yang bisa melonjak signifikan.

Jika hal itu dilakukan, lanjutnya, tentu bisa merusak kredibilitas The Fed sebagai penjamin harga yang stabil.

"Untuk alasan itu saja, saya tidak mengharapkan Federal Reserve melonggarkan [suku bunga] sebelum waktunya kecuali mereka menganggap itu benar-benar diperlukan, misalnya untuk mencegah malfungsi pasar keuangan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Amerika Serikat (AS) akhirnya keluar dari jurang resesi setelah ekonomi negara tersebut tumbuh 2,6 persen pada kuartal III/2022.

Dikutip dari Bloomberg pada Kamis (27/10/2022), capaian tersebut merupakan kenaikan pertama tahun ini. Konsumsi masyarakat AS terbukti tangguh dalam menghadapi inflasi yang meluas dan kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang melaju cepat.

Perkiraan awal Departemen Perdagangan menunjukkanProduk domestik bruto (PDB) AS naik 2,6 persen (year-on-year/yoy) pada periode Juli hingga September 2022, setelah jatuh untuk dua kuartal pertama tahun ini. Konsumsi pribadi, bagian terbesar dari ekonomi, naik 1,4 persen, lebih baik dari perkiraan tetapi masih melambat dari kuartal sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper