Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Hasil IK-CEPA Bakal Berbuah Manis, Asalkan

Ini saran ekonom dari implementasi IK-CEPA agar tak merugikan perekonomian nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau harga bahan pokok di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/7/22) pagi - BISNIS/Annasa Rizki Kamalina.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau harga bahan pokok di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/7/22) pagi - BISNIS/Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA – Center of Reform on Economics (Core) melihat Indonesia harus memanfaatkan perjanjian dagang dalam Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dengan maksimal agar tidak menimbulkan kerugian bagi Indonesia.

Direktur Eksekutif Core M. Faisal menyampaikan peluang kerja sama dagang Indonesia dengan Korea tidak boleh terpaku pada perdagangan barang, tetapi harus dimanfaatkan terutama dari sektor perdagangan jasa.

“IK-CEPA, Indonesia jangan hanya mengandalkan dari perdagangan barang untuk ekspor ke Korea, karena mereka memiliki barang yang high technology, tidak banyak pasarnya [barang Indonesia] di Korea, dibandingkan potensi barang Korea yang mendapatkan pasar begitu besar di Indonesia,” jelasnya, Rabu (4/1/2023).

Bila tidak dicermati, Indonesia justru akan kebanjiran barang dari Korea Selatan. Hal terpenting, kata Faisal, Indonesia harus mampu terhubung dengan rantai pasok industri teknologi tinggi di Korea, salah satunya elektronik dan otomotif, yang memiliki nilai tambah lebih besar.

Adapun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat salah satu manfaat dari IK-CEPA, yaitu dapat membuka peluang kerja sama ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Melalui IK-CEPA, Indonesia mendapatkan program-program kerja sama ekonomi yang membawa kapasitas SDM Indonesia menjadi lebih ahli, terampil, dan sesuai dengan kebutuhan industri.

Untuk itu, Faisal mengingatkan harus ada realisasi yang nyata dari kesepakatan ahli teknologi, khususnya elektronik dan otomotif.

“Perlu diingat, kesepakatan untuk alih teknologi harus direalisasikan, karena Korea lebih maju dalam hal teknologi. Jadi IK-CEPA harus melihat peluang. Namanya juga CEPA, bukan hanya perdagangan barang, tetapi jasa dan investasi,” tambahnya.

Hal tersebut sejalan dengan manfaat IK-CEPA yang menurut Kemendag kedua negara dapat membuka lebih dari 100 sub sektor jasa dengan penyertaan modal asing berkisar 49 persen sampai 100 persen. 

Adanya IK-CEPA, Kemendag memproyeksikan akan ada penanaman modal dari Korea di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi US$3,63 miliar di tahun kelima implementasi IK-CEPA, dengan pertumbuhan rata-rata 15,59%.

Beberapa sektor potensial antara lain sektor otomotif, kimia, logam, energi, teknologi, dan infrastruktur.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga menyebutkan bahwa adanya eliminasi tarif untuk 92% pos tarif Indonesia dan 95,5% pos tarif Korea berpotensi pada tahun kelima akan memberikan peningkatan kesejahteraan US$21,9 miliar, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2,43 persen, peningkatan ekspor 19,8 persen dan impor 13,8 persen.

Pada periode Januari—November 2022, total ekspor (migas dan nonmigas) Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar US$11,7 miliar, naik 45,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat US$8 miliar.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah sebelumnya telah mengungkapkan bahwa Korea Selatan menjadi negara dengan peningkatan ekspor nonmigas terbesar pada November 2022 senilai US$252,4 juta atau sekitar Rp3,9 triliun dengan asumsi kurs Rp15.632 per dolar Amerika.

“Peningkatakan ekspor nonmigas ke negara Korea Selatan itu meningkat sebesar US$252,4 juta untuk month-to-month [mtm],” ujarnya dalam Rilis BPS, Kamis (15/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper