Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyampaikan progres proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau KCJB telah mencapai 82,61 persen.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan perseroan telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun guna membiayai porsi ekuitas Indonesia atas biaya bengkak atau cost overrun proyek sehingga pembangunannya dapat mencapai target operasi pada Juni 2023.
Penetapan cost overrun proyek telah melalui audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Berdasarkan hasil review BPKP pada September 2022, nilai cost overrun proyek mencapai US$1,45 miliar atau sekitar Rp21 triliun.
"Sampai dengan Desember 2022, progres pembangunan fisik KCJB sudah mencapai 82,61 persen, sedangkan progres investasi mencapai 91,8 persen," ujarnya, Selasa (3/1/2023).
KAI memastikan akan mengelola dana PMN sesuai Good Corporate Governance (GCG) untuk mewujudkan akuntabilitas pembangunan proyek KCJB yang dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, Joni menambahkan bahwa proyek KCJB sebagai PSN transportasi publik memerlukan dukungan pemerintah agar bisa diselesaikan. KAI juga ikut bersama seluruh stakeholder untuk terus mempersiapkan sarana, prasarana, serta sumber daya manusia.
Baca Juga
Salah satu contohnya, KAI menyiapkan kereta feeder untuk menyambungkan penumpang KCJB dengan Stasiun KAI Bandung, dari Stasiun KCJB Padalarang.
"Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta Bandung tidak hanya menjadi alternatif transportasi baru yang menghubungkan kedua wilayah, tetapi juga berimbas pada peningkatkan aktivitas perekonomian di wilayah yang dilalui," katanya.