Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Singapura atau produk domestik bruto (PDB) tercatat tumbuh 3,8 persen sepanjang 2022. Capaian tersebut berada di atas perkiraan pemerintah yang hanya sebesar 3,5 persen.
Data tersebut membuat pemulihan Singapura bertahan pada 2022, dengan kinerja akhir tahun yang relatif kuat menopang ekonomi menjelang perlambatan global yang diharapkan tahun ini.
"Produk domestik bruto tumbuh 3,8 persen sepanjang tahun, menurut perkiraan awal Selasa dari Kementerian Perdagangan dan Industri. Itu sedikit mengalahkan dari proyeksi pemerintah untuk ekspansi tahunan 3,5 persen," tulis laporan seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/1/2023).
Kinerja ekonomi Singapura yang lebih baik dari perkiraan mengikuti ekspansi PDB 2,2 persen dalam tiga bulan hingga Desember 2022 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ekonomi Negeri Singa tersebut juga tumbuh 0,2 persen kuartal terakhir dari tiga bulan sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Data tersebut memungkiri risiko mendasar dalam ekonomi Singapra yang bergantung pada perdagangan global. Meski demikian, ekspor Singapura menurun pada bulan November 2022, dengan tren penurunan yang berlanjut pada 2023 karena ekonomi dunia melambat di tengah kebijakan moneter yang lebih ketat.
Singapura sebelumnya memperkirakan bahwa ekspor, yang lebih dari satu setengah kali PDB pulau itu, akan turun 2 persen pada 2023 dalam skenario terburuk dan membukukan pertumbuhan nol dalam skenario terbaik.