Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Inti Singapura Sentuh 5,1 Persen pada November 2022

Otoritas Moneter Singapura (MAS) melaporkan Inflasi inti yang tidak termasuk transportasi dan akomodasi pribadi mencapai 5,1 persen.
Singapura/Pegipegi
Singapura/Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi inti Singapura naik pada bulan November dengan laju yang sama dengan Oktober. Hal ini memberikan ruang bagi pembuat kebijakan untuk lebih fokus pada meningkatnya tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (23/12/2022), Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) melaporkan Inflasi inti yang tidak termasuk transportasi dan akomodasi pribadi mencapai 5,1 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) untuk bulan kedua berturut-turut.

Angka ini sedikit lebih tinggi dari median perkiraan analis sebesar 5 persen sama dengan itu dibandingkan dengan perkiraan median 5 persen dan tidak berubah dari data inflasi Oktober.

Harga makanan dan makan di luar lebih mahal daripada ukuran inti keseluruhan, sementara barang-barang seperti produk tahan lama rumah tangga dan perawatan kesehatan membantu menahan kenaikan.

Sementara itu, Indeks harga konsumen (IHK) keseluruhan naik 6,7 persen yoy, di atas median estimasi ekonom sebesar 6,5 persen.

Gubernur bank sentral Singapura dijadwalkan memberi keputusan kebijakan berikutnya pada bulan April, untuk mempertimbangkan berapa banyak lagi yang harus dilakukan guna menekan inflasi.

Di saat bersamaan, risiko resesi di seluruh dunia akan menekan negara-kota yang bergantung pada perdagangan untuk fokus mempertahankan daya tarik dalam pemulihan pertumbuhan pascaCovid-19.

"Kondisi permintaan di ekonomi utama telah melunak sementara friksi rantai pasokan terus mereda. Harga komoditas energi dan pangan telah mencapai puncaknya di awal tahun, tetapi tetap kuat mengingat kendala pasokan yang sedang berlangsung." ungkap pernyataan bank sentral Singapura.

Baik di dalam maupun luar negeri, MAS dan MTI memperkirakan pertumbuhan upah yang masih kuat dan akan menambah tekanan harga. Biaya utilitas di Singapura juga kemungkinan akan tetap tinggi.

Bank sentral memperkirakan inflasi rata-rata mencapai 6 persen tahun ini, dan inflasi inti berkisar 4 persen. Pada tahun 2023, inflasi utama dan inti terlihat diperkirakan mencapai 5,5 – 6,5 persen dan 3,5 - 4,5 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper