Bisnis.com, JAKARTA - Warganet mengkritik rencana Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang ingin menerapkan tarif berbeda bagi penumpang kereta rel listrik (KRL) yang miskin dengan yang mampu atau orang kaya.
Banyak warganet yang tidak setuju dengan wacana tersebut. Pasalnya, KRL merupakan salah satu transportasi publik yang bisa dinikmati semua orang tanpa kecuali.
"Dear Menhub @BudiKaryaS — Pak, saya sepakat majakin orang kaya. Tapi caranya lewat pajak KEPEMILIKAN kendaraan pribadi krn mrk gak pakai transport publik. KRL itu transport publik, orang kaya yg naik gak usah dipenalti lagi. Plus, kebayang gak kacaunya sistem tiket di lapangan?" keluh salah satu warganet di Twitter, dikutip Jumat (30/12/2022).
Tak berhenti di situ, warganet tersebut juga menuliskan bila tarif KRL diberlakukan berbeda antara penumpang yang kaya dan miskin, maka fasilitasnya juga harus berbeda.
"Hal ketiga, Menhub @BudiKaryaS — harga tiket beda artinya fasilitasnya beda. Bapak mau bedain tipe kursi, jalur masuk, kualitas toilet KRL dll? Bila fasilitas sama tapi harga beda, itu diskriminasi. Akhirnya orang mampu makin meninggalkan moda transport publik. Inefektif, Pak," ujarnya.
Cuitan itu lantas dibanjiri komentar warganet lain. Menurut mereka selama ini orang kaya juga sudah banyak dibebani dengan pajak kendaraan pribadi.
"Pajak kendaraan orang kaya itu sudah luar biasa. Tolong dicek lagi skema yg sudah berlaku," tulis seorang warganet lainnya.
Akun lainnya turut menyayangkan rencana perbedaan tarif si miskin dengan kaya. Pasalnya, KRL merupakan salah satu kendaraan umum yang ramah lingkungan dan mampu mengangkut banyak orang sekaligus.
"Padahal ini merupakan kendaraan listrik yang dapat mengangkut orang banyak sekaligus..," ujar seorang warganet di Twitter.
Sebagaimana diketahui, Menhub, Budi Karya Sumadi menyatakan pada tahun depan, subsidi Public Service Obligation (PSO) tarif KRL akan lebih diutamakan bagi masyarakat miskin. Artinya, bagi kategori kurang mampu tarifnya akan tetap sama.
"Tetapi nanti [pembayaran] pakai kartu. Saya yakin punya kartu semua, jadi nanti yang sudah berdasi, kemampuan finansialnya tinggi, harus bayar [lebih tinggi]. Kalau yang average, sampai 2023 kita rencanakan tidak naik," kata Menhub saat Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 dan Outlook Kegiatan 2023, Selasa (27/12/2022).
Terkait hal ini Budi Karya mencontohkan, tarif KRL asli tanpa subsidi PSO bisa mencapai Rp10.000 sampai dengan Rp15.000. Dengan adanya subsidi, maka tarif KRL dasar menjadi Rp3.500.
Artinya, ada kemungkinan penumpang dengan kategori mampu akan membayar sesuai dengan tarif asli KRL. Jika mengacu pada pernyataan Budi Karya, maka tarif untuk penumpang mampu atau orang kaya tersebut bisa Rp10.000-Rp15.000.