Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan, target produksi batu bara tahun 2023 mencapai 694 juta ton. Angka ini selisih 31 juta ton dari target produksi batu bara tahun sebelumnya yang mencapai 663 juta ton.
“Terkait dengan target produksi, pada tahun 2023 pemerintah menargetkan produksi batu bara sebesar 694 juta ton,” ungkap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lana Saria saat dihubungi Bisnis pada Kamis (29/12/2022).
Lana menuturkan, pasokan untuk domestik market obligation (DMO) sebesar 234,5 juta ton. Angka ini juga mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 165,7 juta ton yang akan digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik hingga industri.
“Dimana sebagian besar digunakan untuk pembangkit listrik sebesar 161 juta ton, selebihnya untuk industri di dalam negeri seperti semen, pupuk, metalurgi dan lain sebagainya,” tambah Lana.
Adapun sisa dari target tersebut yaitu sebesar 459,5 juta ton, menurut Lana akan mengisi pasar ekspor batu bara tahun depan. Artinya, tidak ada larangan ekspor batu bara di tahun 2023 mendatang.
Sebelumnya, saat ditanya mengenai apakah akan ada larangan ekspor batubara di tahun 2023, Menteri ESDM Arifin Tasrif belum bisa memastikan. Dia menyebut, pihaknya masih memantau hal ini. Tetapi, menurutnya stok batu bara saat ini dalam kondisi yang relatif aman.
Baca Juga
“Sekarang kita pantau, PLN juga lapor ke pihak gimana statusnya, cukup. Stok yang ada melebihi standar yang sebelumnya kita pakai,” kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (23/12/2022).
Meskipun menurutnya, sempat terjadi kekurangan di beberapa daerah, namun hal tersebut telah ditangani sehingga stok energi primer maupun BBM dalam keadaan yang aman.