Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program B35 Diyakini Bakal Kerek Harga TBS Sawit

Petani Sawit mengatakan harga TBS akan naik signifikan jika program B35 diberlakukan. Berapa kira-kira kenaikan harganya?
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga tandan buah segar (TBS) sawit diprediksi bakal melonjak apabila program Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Solar ditingkatkan menjadi 35 persen atau B35.

Saat ini rata-rata harga TBS Rp1.800-Rp2.400 per kg dan diperkirakan akan naik menjadi Rp3.000-Rp4.000 per kg jika program B35 diberlakukan.

Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan kebijakan B35 akan memicu naiknya minyak sawit dunia dan harga TBS petani akan naik signifikan.

“Hitungan saya setelah B35 harga TBS kami akan naik dimulai dari Rp3.000 per kg dan akan berangsur naik sampai Rp4.000 per kg dan seterusnya,” kata Gulat kepada Bisnis, Rabu (21/12/2022).

Dia mengatakan sudah sejak April saat pelarangan ekspor CPO dimulai, harga TBS di 22 provinsi sentra sawit rerata stagnan di Rp1.800-Rp2.400 per kg.

Untuk petani swadaya masih di bawah harga pokok produksi (HPP) yaitu Rp2.250 per kg. Padahal luas kebun petani swadaya mayoritas (93 persen), kebun petani bermitra itu hanya 7 persen.

“Kami 17 juta petani sawit dan pekerja sawit siap dan full power dukung program tersebut,” ujarnya.

Selain itu, menurut dia kebijakan B35 tersebut juga akan menggugurkan dengan sendirinya kebijakan Uni Eropa yang melarang impor beberapa komoditas yang dianggap sebagai pendorong utama deforestasi. Minyak kelapa sawit, kopi, kakao dan kedelai termasuk dalam produk yang bakal dilarang memasuki Benua Biru.

“Ketidakinginan tersebut lebih dikarenakan oleh ketakutan UE terhadap semakin berkurangnya ketersediaan minyak nabati sawit untuk kebutuhan pangan. Itulah rahasianya mengapa UE masih menerapkan sawit tidak berkelanjutan jika digunakan sebagai sumber bahan energi. Jelas itu politik dagang dan Indonesia jangan mau didikte,” ungkapnya.

Gulat mengatakan kebijakan B35 di dalam negeri tidak akan mengalami hambatan signifikan, selain dari pada produksi sawit yang diperkirakan akan menurun 10-12 persen.

Hal tersebut dipengaruhi pemupukan yang relatif tidak dilakukan petani sejak awal 2022 dan anjloknya harga TBS pada 6 bulan terakhir. Kondisi petani juga semakin berat karena harga pupuk melonjak sampai 300 persen.

“BUMN Pupuk harus mengurangi ambisi keuntungan fantastis dari produksi pupuknya, harus melihat secara keseluruhan, jangan hanya melihat keuntungan BUMN Pupuk saja dan Presiden sudah memperingatkan hal ini ketika G20 di Bali, yaitu potensi ancaman krisis pupuk dunia,” ungkap Gulat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan alokasi biodiesel pada tahun 2023 sebesar 13,14 juta kiloliter (kl) seiring rencana implementasi program B35.

Mengacu pada proyeksi penyaluran Biosolar tahun 2022 sebesar 36.475.050 kiloliter (kL), serta asumsi pertumbuhan permintaan/demand sebesar 3 persen, diperkirakan penjualan Biosolar di tahun 2023 akan mencapai angka 37.567.411 juta kL.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengungkapkan, mengacu pada proyeksi penyaluran Biosolar 2022 sebesar 36.475.050 kiloliter (kL), serta asumsi pertumbuhan permintaan/demand sebesar 3 persen, diperkirakan penjualan Biosolar di 2023 akan mencapai angka 37.567.411 juta kL.

"Adapun estimasi kebutuhan Biodiesel untuk mendukung implementasi B35 sebesar 13.148.594 kl, atau meningkat sekitar 19 persen dibandingkan alokasi tahun 2022 sebesar 11.025.604 kl," ungkap Agung dikutip dari siaran pers, Sabtu (17/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper