Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan rerata produksi harian bijih di tambang Gasberg pada 2023 akan meningkat sekitar 10 persen.
VP Government Relations Freeport Indonesia Harry Pancasakti menyampaikan peningkatan pengolahan bijih ini dari semula berada di angka 200.000 ton per hari pada tahun 2022, menjadi 220.000 ton bijih per hari pada tahun 2023 mendatang.
“Untuk tahun 2023 ada peningkatan 10 persen, jadi akan naik jadi 220.000 ton bijih per hari yang akan ditambang dan diolah di Freeport Indonesia,” kata Harry dalam acara Rakernas II Aspebindo Indonesia and Mineral Conference 2022 di kawasan Jakarta Selatan, Senin (19/12/ 2022).
Pada tahun 2022 ini, Harry menyebutkan, 200.000 ton bijih yang diolah per harinya, kemudian akan diolah menjadi konsentrat dan kemudian dimurnikan di peleburan dalam negeri sebanyak 40 persen, sedangkan 60 persen sisanya untuk diekspor.
Pada 2023 mendatang, Harry berharap dapat smelter dalam negeri dapat mengolah 100 persen bijih dari Freeport Indonesia dengan membangunnya smelter baru.
“Sejalan dengan upaya Freeport Indonesia untuk lagi membangun smelter yang kedua, dengan harapan nantinya 100 persen dari produksi hasil pengolahan Freeport Indonesia berupa konsentrat itu dapat dimurnikan di dalam negeri,” tambah Harry.
Baca Juga
Perihal cadangan, Harry mengungkap PTFI sudah menemukan cadangan yang sudah dihitung dapat dioperasikan hingga tahun 2052 mendatang. Padahal, masa izin PTFI yang diberikan pemerintah hanya menyentuh tahun 2041.
Di luar tahun 2052, menurut Harry, PTFI juga sudah mengidentifikasi ada sekitar 2,6 milyar ton sumber daya tembaga, yang diperkirakan bisa menjadi cadangan tembaga di Papua untuk 20 tahun diluar tahun 2052.
“Dari 2,6 miliar ton itu akan menjadi nanti tergantung keekonomian komoditinya menjadi sekitar 1,3 atau 1,5 miliar cadangan atau cadangan, artinya apa diluar 2052 itu mungkin setidaknya 20 tahun lagi lah cadangan di Papua itu dilanjutkan untuk operasi selanjutnya,” tutur Harry.
Sebelumnya, Indonesia diperkirakan akan mengalami kelebihan pasokan atau surplus katoda tembaga mulai 2025 mendatang seiring beroperasinya dua smelter tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Direktur Utama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makassau mengatakan bahwa produksi katoda tembaga dalam negeri diproyeksikan akan mencapai 1,2 juta ton mulai tahun 2025.