Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIBC 2023: Ini Alasan Ekonomi RI Tumbuh saat Negara Lain Resesi

Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu mengungkapkan alasan ekonomi Indonesia tetap tumbuh saat negara lain terperokok ke jurang resesi.
Layar menampilkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (bawah) dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara saat memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023 bertema Momentum Konsolidasi Ekonomi dan Politik di Jakarta, Kamis (15/12/2022). Bisnis/Suselo Jati
Layar menampilkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (bawah) dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara saat memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023 bertema Momentum Konsolidasi Ekonomi dan Politik di Jakarta, Kamis (15/12/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia diprediksi tetap tumbuh positif pada 2022 dan 2022, meskipun negara lain justru mengalami resesi akibat meningkatnya ketidakpastian di level global. 

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu saat membawakan materi spotlighter di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2023, Kamis (15/12/2022).

Dia menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam empat kuartal berturut-turut sudah selalu di atas 5 persen.

"[Pertumbuhan ekonomi] terakhir 5,7 persen di kuartal ketiga dan ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat yang tumbuh 5,4 persen. Sejauh ini investasi juga tumbuh 5 persen," imbuhnya.

Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2023, Febrio memperkirakan masih akan berada di sekitar 5 persen. Angka tersebut sudah juga sesuai dengan proyeksi terakhir dari banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, IMF, dan ADB.

Dia pun mengungkapkan latar belakang atau penyebab ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 5 persen pada 2023.

"Ekonomi Indonesia memiliki exposure yang relatif terbatas memang terhadap perekonomian global, dengan [pergerakan ekonomi] domestik di mana yang cukup besar khususnya konsumsi masyarakat," jelas Febrio.

Selanjutnya, Febrio mengatakan laju inflasi Indonesia tetap terkendali bahkan bisa menuju titik yang lebih rendah lagi ke depan.

Terkendalinya inflasi tak lepas dari efektivitas pengendalian inflasi makanan yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah yang melibatkan banyak sekali stakeholder.

Febrio mengatakan investasi dan likuiditas perbankan yang masih tumbuh yang masih cukup stabil serta juga masih dipengaruhi oleh efek positif dari komunitas serta industri pengolahan berbasis sumber daya.

"Kita sudah cukup lihat hasilnya dari hilirisasi. Kinerja ekspor juga diperkirakan masih bisa tumbuh yang berbasis consumer good mungkin akan terdampak perlambat global namun komposisi ekspor yang cukup besar pada komoditas akan menahan kinerja ekspor kita tidak terlalu turun," ungkapnya.

Selain itu, dia mengatakan terdapat juga tren pergeseran pasar ekspor Indonesia dengan kuatnya permintaan ekspor oleh India Jepang dan Korea Selatan yang pertumbuhannya meningkat tinggi sejak 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper