Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

BIBC 2023: Gejala Resesi 2023 Sudah Tampak, Haruskah Indonesia Khawatir?

Kenaikan harga pangan dan energi akibat disrupsi rantai pasokan menjadi peringatan awal untuk menerka nasib ekonomi pada 2023.
Ni Luh Anggela
Ni Luh Anggela - Bisnis.com 15 Desember 2022  |  11:09 WIB
BIBC 2023: Gejala Resesi 2023 Sudah Tampak, Haruskah Indonesia Khawatir?
Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi B. Sukamdani. - Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Tahun depan diproyeksi akan menjadi tahun yang sedikit berbeda, lantaran sejumlah kalangan memperkirakan situasi ekonomi dan geopolitik global pada 2023 mendatang kian dipenuhi ketidakpastian.

Hal tersebut disampaikan Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi B. Sukamdani dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge (BIBC) 2023, Kamis (15/12/2022).

“Gejalanya bahkan sudah tampak sejauh ini, seperti kenaikan harga pangan dan energi akibat disrupsi rantai pasokan global dan lockdown di China,” kata Hariyadi, Kamis (15/12/2022).

Lebih lanjut dia menuturkan, kebijakan pengetatan moneter yang ditempuh oleh The Fed telah menyebabkan rambatan negatif ke berbagai negara di dunia. Negara maju yang diramal cukup tahan banting menghadapi dampak tersebut, justru kian terkoyak dari waktu ke waktu.

Ditambah lagi, konflik antara Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan dapat semakin memperburuk kondisi ekonomi dan politik dunia.

Hariyadi khawatir, dampak tersebut dapat memicu resesi yang mengancam ekonomi Indonesia dalam berbagai bentuk, seperti inflasi, pelemahan permintaan, dan turunnya pertumbuhan ekonomi pada 2023 mendatang. Apalagi, tahun depan akan ditandai dengan proses politik di dalam negeri yang tensinya kemungkinan meningkat lantaran sejalan dengan persiapan menjelang pesta demokrasi Pemilu dan Pilpres 2024.

Meski demikian, banyak juga yang optimistis Indonesia dapat bertahan dari ancaman resflasi (resesi dan inflasi) serta keluar dari jerat stagflasi atau melambatnya pertumbuhan ekonomi, naiknya angka pengangguran, serta inflasi tinggi.

Dia mengatakan, pendapat-pendapat tersebut perlu ditelaah. Akan tetapi yang pasti, lanjut dia, semua risiko tersebut masih bisa dimitigasi oleh Indonesia, sedangkan peluang naiknya pertumbuhan ekonomi juga masih bisa diraih Indonesia pada tahun depan.

“Kunci pertahanannya adalah dengan mengkomunikasikan secara jelas arah kebijakan pemerintah, sinergi, dan inovasi,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, sebagai media ekonomi terbesar di Indonesia, Bisnis Indonesia menggelar acara Bisnis Indonesia Business Challenge (BIBC) 2023. Perlu diketahui, BIBC 2023 menjadi salah satu bentuk kontribusi Bisnis Indonesia Group dalam menunjukkan konsistensinya mengawal produk informasi bisnis dan ekonomi yang berkualitas dan berbobot sesuai dengan taglinenya yakni “Navigasi Bisnis Terpercaya”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Bisnis Indonesia Business Challenges (BIBC) hariyadi sukamdani ekonomi
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top