Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan Lo Kheng Hong, 3 Faktor Ini Bikin Indonesia Kebal Resesi

Investor saham Lo Kheng Hong mengaku ada tiga hal yang membuatnya yakin Indonesia akan kena resesi tahun depan.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong mengaku optimistis Indonesia tak menjadi salah satu negara yang alami resesi pada 2023. 

Lo Kheng Hong, yang dijuluki Warren Buffet Indonesia itu, mengaakan dia merupakan salah satu orang yang cukup optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. 

“Optimis, rasanya tidak resesi,” kata Lo Kheng Hong saat melakukan wawancara podcast yang ditayangkan kanal Youtube WinMax Gallery dikutip Sabtu (10/12/2022).

Keyakinan tersebut bukan tanpa alasan. Pak Lo, sapaan akrabnya, mengaku ada tiga hal yang membuatnya yakin Indonesia tak masuk ke dalam daftar negara yang mengalami resesi tahun depan.

Pertama, dari ekspor komoditas Indonesia yang melimpah dalam beberapa waktu terakhir, antara lain batu bara minyak mentah atau crude palm oil (CPO). 

“Saya lihat, Indonesia banyak ekspor komoditas, batu baranya akeh [banyak], ekspor CPO juga akeh, terima uang bermiliar-miliar,” ujarnya.

Kedua, dia melihat bank-bank di dalam negeri saat ini mengantongi laba yang cukup besar. Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA dengan laba Rp28 triliun selama tiga kuartal di 2022.Kemudian, Bank Mandiri dengan laba Rp30 triliun, dan BRI yang mencatat laba sebesar Rp39 triliun.

Menurut dia, jika Indonesia mau resesi, bank-bank harusnya sakit. Namun faktanya, bank-bank justru baik-baik saja.

“Saya lihat bank-banknya cuan Soros [George Soros], kalau mau resesi bank-bank harusnya sakit. [Ini] banknya sehat-sehat, cuan soros,” ungkapnya.

Ketiga, seharusnya bursa orang-orang mulai turun. Dia menuturkan, jika resesi, bursa biasanya sudah terjun bebas duluan, baru kemudian diikuti oleh resesi. Namun hingga saat ini, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak menunjukkan penurunan, atau stabil di 7.000. 

“Kita nggak turun-turun, seperti nggak ada tanda-tanda mau resesi,” kata dia.

Ketiga hal tersebut yang kemudian membuat dia cukup optimistis Indonesia tak mengalami resesi tahun depan. 

Sebagaimana diketahui, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam laporannya baru-baru ini memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen untuk tahun depan. Bahkan, IMF memprediksi sebanyak 31 negara  terancam masuk ke jurang resesi ekonomi pada 2023 mendatang.

Sementara itu, Bloomberg melaporkan, potensi Indonesia untuk mengalami resesi hanya 3 persen. Indonesia sendiri masuk ke dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi, dan menempati urutan 14.

Meski IMF meramal akan adanya resesi pada sejumlah negara, Lo mengakui bahwa tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada tahun depan.

“Sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi, artinya bisa juga tidak,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper