Bisnis.com, SLEMAN – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa terdapat lima kunci penting yang telah dan akan dilakukan dalam mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia.
Pertama, yaitu membangun satu bahasa layanan sistem pembayaran dan layanan jasa keuangan, yaitu melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Satu bahasa dalam layanan sistem pembayaran adalah QRIS. Sebelum 2019, begitu banyak bahasa QR, QR-nya bank ini, QR-nya bank ini, tapi sejak 2019, hanya satu bahasa QR, adalah QRIS,” katanya dalam acara Closing Ceremony 4th Indonesia Fintech Summit & Bulan Fintech Nasional, Senin (12/12/2022).
Pada tahun ini, QRIS telah diadopsi oleh lebih dari 15 juta pengguna. Pada 2023, BI menargetkan QRIS akan diadopsi oleh lebih dari 45 juta pengguna.
Kedua, yaitu satu bangsa dalam layanan sistem pembayaran, yaitu mendorong sinergi antara perbankan digital, penyedia jasa pembayaran nonbank, hingga e-commerce, untuk bisa berkolaborasi dan sharing data.
Ketiga, satu nusa layanan sistem pembayaran, yaitu membangun interkoneksi, interoperabilitas, dan integrasi infrastruktur pembayaran, pada pasar uang dan operasi moneter.
Baca Juga
Dalam hal ini, Perry mengatakan BI tengah berupaya mengintegrasikan BI-Fast dengan Real-Time Gross Settlement (RTGS), juga dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Keempat, menciptakan persaingan yang sehat antara para pelaku industri, salah satunya dengan menetapkan market conduct & pricing, bersama dengan pelaku industri dan asosiasi.
Kelima, mendorong pengembangan Central Bank Digital Currency (CBD) atau Digital Rupiah. Pengembangan ini akan dimulai dengan tahapan pertama, wholesale CBDC, yaitu penerbitan, pemusnahan, dan transfer antarbank.
“Kedua, memperluas wholesale CBDC untuk operasi moneter dan pasar uang, sehingga para milenial nanti bisa beli ORI secara digital. Tahap ketiga, pengembangan, end-to-end, antara wholesale dengan ritel,” kata Perry.