Bisnis.com, BANGKOK – Presiden Direktur Asiana Group Loemongga Haoemasan menjelaskan kontribusi sosok perempuan di sektor properti, seiring dengan meningkatnya peran perempuan di sektor ini.
Loemongga menjelaskan peran perempuan di sektor properti dan konstruksi perlahan mulai bergeser. Selain itu, rasio perempuan bekerja dibandingkan dengan laki-laki di sektor ini juga semakin meningkat.
“Kalau dulu (perempuan) hanya di bagian marketing dan sales, sekarang misalnya di Asiana yang dulu tidak ada sama sekali perempuan jadi project manager, sekarang project manager saya perempuan. Di developer lain juga begitu,” jelasnya kepada wartawan, dikutip Jumat (9/12/2022).
Istri Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ini mengatakan perempuan cenderung lebih pandai mendengar dan lebih sabar dalam hal diskusi, sehingga solusi yang dicapai bisa lebih tepat sasaran.
“Mereka punya kesabaran untuk dengan di di lapangan itu apa sih kesulitannya. Saat ada problem di lapangan, perempaun itu suka punya waktu untuk mendengarkan apa sih masalahnya. Jadi lebih solutif,” ungkapnya.
Dari sisi lini produksi, Loemongga mengatakan perempuan lebih fokus ke detail. Perempuan cenderung lebih memperhatikan layout dan desain rumah itu sendiri.
Baca Juga
“Di apartemen itu berguna sekali, apalagi kalau apartemennya kecil. Ini hal-hal yang amat sangat berguna, jadi memaksimalkan ruang-ruang yg awkward, itu biasanya perempuan kepikiran. Itu saya lakukan dan diapresiasi amat sangat,” lanjutnya.
Di Asiana Group sendiri, Loemongga mengatakan porsi pekerja perempuan mencapai 40 persen dari total karyawan.
Di sisi lain, Ibu tiga anak ini mengakui adanya kekurangan perempuan dibandingkan lak-laki, terutama terkait pasangan dan keluarga.
“Perempuan tetap aja kalau udah nikah dan punya anak mulai tersendat, tapi ada aja yang bertahan. Nah, yang 40 persen itu (di Asiana) pada akhirnya bisa mengelola waktunya dengan baik, bisa mendelegaiskan kerja sama dengan pasangannya dan keluarga, ya akhirnya bisa jalan,” tuturnya.
Perbedaan proyek properti yang dijalankan oleh perempuan dari laki-laki, lanjutnya, juga bisa dilihat dari segi desain properti itu sendiri. Perempuan cenderung lebih menekankan estetika dan keindahan desain properti.
Namun, dia menekankan bahwa desain dan fungsi properti itu sendiri tetap harus seimbang.
“Desain yang baik itu seyogyanya harus desain yang fungsional. Secara estetik itu baik tapi juga harus fungsional,” ungkap Loemongga.
Akhir kata, Loemongga mengatakan perempuan masa kini seharusnya tidak lagi fokus mengejar kesetaraan dengan laki-laki karena mindset tersebut sudah usang. Saat ini, menurutnya, perempuan sudah mendapatkan kesempatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Jangan fokus karena perempuan jadi merasa disadvantaged juga sih, yaudah kerja saja jangan merasa jadi korban terus jadi mellow. Just do your job, do your best, and produce good results,” pungkasnya.