Bisnis.com, JAKARTA – Pertemuan B20 sebagai bagian dari rangkaian pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia berhasil meraih investasi senilai US$13,02 miliar atau setara Rp203,19 triliun.
“Investasi yang didapatkan selama proses yang difasilitasi B20 mencapai US$13,02 miliar. Ini khusus yang hubungannya dengan B20,” kata Chair B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani dalam Puncak Acara Dies Natalis FEB UI Ke-72, Rabu (6/12/2022).
Shinta menjelaskan, investasi terbanyak yaitu pada sektor energi, yang mencapai sekitar 48 persen dari total nilai investasi yang diraih, khususnya pada sektor energi hijau.
“Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki daya tarik investasi, terutama di bidang investasi hijau. Banyak sekali peluang baru dalam bidang investasi hijau,” ujarnya.
Shinta menjelaskan, B20 Indonesia berhasil meraih komunike, yang mencakup 25 rekomendasi kebijakan dan 68 aksi kebijakan. Tiga agenda prioritas utama yang diusung yaitu mendorong inovasi, mendorong ekonomi yang inklusif dan kolaborasi antarnegara.
Terkait agenda prioritas pertama, berbagai kemajuan teknologi dan pengetahuan dimanfaatkan untuk bisa mendorong solusi yang lebih inovatif, terutama dalam menghadapi permasalahan dunia yang semakin kompleks.
Agenda prioritas kedua, terkait inklusivitas, Shinta mengatakan pembahasan mengenai pengembangan UMKM pada pertemuan B20 ini merupakan yang pertama kalinya. Pasalnya, pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, agenda prioritas ditentukan oleh negara maju.
Ketiga, terkait kolaborasi, B20 memfasilitasi kerja sama lintas batas yang melibatkan berbagai pihak. Hal ini bertujuan mengisi gap negara maju dan berkembang, termasuk juga yang berkaitan dengan transisi energi.
“Yang paling penting apakah komunike B20 kemudian bisa masuk ke dalam Leader’s Declaration? hasilnya 84 persen dari semua yang kita sampaikan di komunike masuk ke Leader’s Declaration, karena ini nantinya yang bisa diimplementasikan di kebijakan negara G20,” ungkap Shinta.