Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan kuota impor bahan baku gula kristal rafinasi (GKR) tahun depan naik secara moderat di bawah 5 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika saat ditemui di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI seusai Rapat Kerja (raker) dengan Komisi VII pada Rabu (7/12/2022).
"Kemarin sudah disepakati tapi belum diputuskan kuota impor raw sugar rafinasi untuk tahun depan ada peningkatan sedikit. Namun, di bawah 5 persen," kata Putu.
Apabila dibandingkan dengan tahun ini, yakni sebanyak 3,27 juta ton, maka kemungkinan kuota impor total kuota impor raw material gula kristal rafinasi untuk 2023 berpotensi mentok di kisaran 3,4 juta ton.
Putu mengatakan pemerintah menargetkan persetujuan impor (PI) bahan baku gula kristal rafinasi nasional keluar pada awal 2023. Pemerintah, sambungnya, sudah menyelesaikan rapat koordinasi teknis (rakornis).
Sementara itu, untuk rapat koordinasi terbatas (rakortas) akan dilaksanakan pada pekan kedua Desember 2022 sebelum kemudian PI bahan baku gula rafinasi untuk tahun depan dikeluarkan. Sayangnya, Putu belum memberikan detil kebutuhan GKR yang diusulkan oleh industri.
Baca Juga
Menurut data Asosisasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), kebutuhan rata-rata GKR setiap bulan secara nasional berkisar antara 250.000 - 280.000 ton. Untuk periode ramadan, kebutuhan GKR industri bisa naik hingga 300.000 ton.
Adapun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kebutuhan gula di dalam negeri pada 2022 mencapai sekitar 6,48 juta ton yang terdiri atas 3,21 juta ton gula kristal putih (GKP) dan 3,27 juta ton gula kristal rafinasi (GKR).
Dari hasil rapat koordinasi terbatas atau Rakortas Tingkat Menteri pada 26 Oktober 2021 lalu, disepakati alokasi impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi dan konsumsi tahun 2022 sebanyak 4,37 juta ton.
Perinciannya, alokasi untuk gula kristal rafinasi atau GKR ditetapkan sebanyak 3,48 juta ton, sedangkan gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi sebanyak 891,627 ton.