Bisnis.com, JAKARTA - Sektor manufaktur di Tanah Air bakal mendapatkan kucuran modal dari salah satu perusahaan asal China. Saat ini, pembicaraan masih terus berlangsung antara calon investor tersebut dan pemerintah.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu berpotensi mengucurkan modal dalam jumlah besar. Namun, dia belum bisa menyebutkan nilai persisnya.
"Nilai investasinya kami duga besar. Sebab, mereka menyuplai tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk market global," kata Nurul ketika dihubungi Bisnis pada Selasa (6/12/2022).
Dalam rencana investasi ini, kata Nurul, perusahaan China tersebut berencana membangun pabrik baru. Sebelumnya, perusahaan itu dikatakan telah memiliki sejumlah proyek di Tanah Air. Namun, dia belum mau memberikan informasi lebih terkait dengan hal itu.
Beberapa hal yang menjadi diskusi antara Kementerian Investasi/BKPM dan calon investor tersebut di antaranya karakteristik kawasan industri.
Calon investor tersebut kata Nurul, mencari kawasan industri yang memiliki akses dekat dengan kota agar mudah menjangkau barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk para pekerja.
Baca Juga
Kemudian, lanjutnya, perusahaan tersebut juga meminta pemerintah untuk mencarikan lokasi kawasan industri yang tidak dalam zona rawan bencana alam.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bobby Gafur Umar, mengutarakan terdapat 2 sektor yang potensial menjadi incaran investor, yakni makanan dan minuman (mamin) dan farmasi.
Pada periode Januari-September 2022, aliran modal ke kedua sektor tersebut tercatat masih berada di jalur positif meskipun ekonomi global sedang berada di bawah bayang-bayang perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2023.
Mengutip data Mengutip data Nasional Single Window for Investment (NSWI) Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi di kedua sektor tercatat meningkat, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Di sektor kimia dan farmasi, BKPM mencatat terdapat aliran modal mencapai US$2,7 miliar melalui skema PMA sepanjang Januari-September 2022. Naik 52,3 persen dari investasi asing pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$1,29 miliar.
Sementara dari skema PMDN, sektor kimia dan farmasi meraup realisasi investasi senilai Rp21,14 triliun pada periode yang sama. Naik sekitar 42,2 persen dari PMDN pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp12,22 T.
Di sektor makanan, BKPM juga mencatat kenaikan pada periode Januari - September 2022. Sektor tersebut meraup realisasi investasi senilai US$1,93 miliar dari skema PMA. Naik sekitar 19 persen dari PMA periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$1,56 miliar.
Dari sisi PMDN, sektor makanan meraup realisasi investasi senilai Rp37,95 triliun untuk periode yang sama. Naik sekitar 51 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi investasi mencapai Rp18,53 triliun.
Ke depannya, Bobby meminta pemerintah untuk mengambil sejumlah aksi untuk menjaga geliat kedua industri tersebut. Di antaranya dengan memperketat masuknya produk impor serta mengakselerasi upaya substitusi impor.