Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menerjunkan tim khusus guna melakukan survei dan mendata jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara (Jubir) Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menjelaskan pendataan memanfaatkan inovasi teknologi informasi aplikasi rumah terdampak bencana (Rutena).
Dia menuturkan bahwa dalam proses pendataan ini, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR juga melibatkan BNPB, Badan Geologi, BMKG, Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Cianjur, Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS, relawan serta mahasiswa yang direkrut untuk mendata rumah.
"Tim akan mendata serta melakukan verifikasi rumah dengan menggunakan aplikasi Rutena sehingga bisa diperoleh data jumlah yang perlu mendapat bantuan serta yang perlu direlokasi ke tempat yang aman," ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (2/12/2022).
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya siap menggarap tanah seluas 2 hektare untuk relokasi korban gempa Cianjur.
Basuki menjelaskan berdasarkan data sementara yang tercatat sebanyak 11.000 bangunan mengalami rusak berat, 11.000 rusak sedang, dan 22.000 rusak ringan.
Basuki menambahkan pihaknya hanya diperintahkan untuk memperbaiki dan merelokasi bangunan yang mengalami kerusakan berat.
"Kalau untuk yang direlokasi sekarang baru ada 2 ha yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Kami sudah langsung land clearing, kami punya stok Risha jadi akan kami segera bangun," ungkapnya.