Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar pemerintah daerah (Pemda) tidak menahan belanjanya agar tetap menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Jokowi secara tegas meminta agar pemerintah segera merealisasikan APBD yang telah ditransferkan oleh Kementerian Keuangan pada tahun ini. Pasalnya, realisasi serapan APBD pada akhir tahun ini tercatat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Dia mengungkapkan bahwa, pada tahun lalu jumlah kas APBD yang tersimpan berada pada kisaran Rp220 triliun. Namun, pada akhir tahun ini jumlahnya masih sekitar Rp278 triliun.
"Ini saya ingatkan kita ini mencari uang dari luar agar masuk terjadi perputaran uang, tetapi uang kita sendiri yang ditansfer menteri keuangan ke daerah-daerah justru tidak dipakai," ujarnya dalm Rapat Koordinasi Investasi Nasional 2022, Rabu (30/11/2022).
Jokowi mengungkapkan realisasi belanja nasiona telah mencapai 76 persen, sedangkan realisasi belanja daerah baru mencapai 63 persen.
Dia menilai, upaya pemerintah untuk mencari aliran modal masuk dari luar negeri akan menjadi sia-sia apabila pemerintah daerah tidak membelanjakan dana segar tersebut.
Jokowi menginstruksikan agar segara mengeksekusi APBD yang ada mengingat periode 2022 tingga menyisakan sekitar 30 hari lagi.
"Tolong dicek satu-satu, sitiausi sangat sulit tetapi malah uangnya didiemin di bank tidak dibelanjakan, gede pak Rp278 triliun, saya minta segera dibelanjakan," imbuhnya.
Anggaran pemerintah daerah atau pemda yang tersimpan di bank mencapai Rp278,7 triliun per Oktober 2022 atau menjadi yang tertinggi pada tahun ini. Pemerintah tetap saja menjaga 'tradisi' mengebut belanja pada akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pada Juli 2022, saldo pemda yang masih mengendap di bank sempat turun ke Rp193,4 trilun. Namun, jumlahnya naik pada Agustus 2022 menjadi Rp203,4 triliun, September jadi Rp223 triliun, dan malah semakin tinggi pada bulan lalu.
"Dana pemda yang di perbankan, kita lihat terjadi kenaikan yang sangat signifikan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (24/11/2022).