Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Prospek Sektor Konstruksi Hingga Titik Bahaya Cadangan Beras

Industri konstruksi akan tetap mendapatkan proyek pada tahun depan. Sementara itu, kondisi ketahanan pangan dalam negeri menuju titik mengkhawatirkan.
Ilustrasi-Proyek konstruksi infrastruktur/Istimewa
Ilustrasi-Proyek konstruksi infrastruktur/Istimewa

Bisnis, JAKARTA – Tahun 2023 diprediksi tetap memberi peluang bagi industri konstruksi di  dalam negeri. Industri konstruksi   akan tetap mendapatkan proyek pada tahun depan, meski pemerintah lebih selektif dalam pembangunan baru. Betapa pun, kebutuhan akan barang dan jasa konstruksi masih akan tetap besar.

Sementara itu, kondisi ketahanan pangan dalam negeri menuju titik mengkhawatirkan usai serapan beras petani cukup rendah menjelang akhir tahun. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperingatkan kondisi ketahanan pangan nasional terancam seiring terus menyusutnya stok beras Perum Bulog.

Berita tentang prospek sektor konstruksi dan kondisi ketahanan pangan nasional serta berita lainnya dihidangkan secara mendalam dan analitis di bisnisindonesia.id setiap hari.

Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (25/11/2022).

1. Prospek Sektor Konstruksi 2023 Tetap Cerah dan Menarik

Industri konstruksi infrastruktur di tahun depan diyakini akan tetap prospektif. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) optimistis sektor konstruksi masih dapat menjadi kontributor penggerak utama ekonomi dalam negeri tahun depan.

Di tengah ancaman resesi dan tahun politik pada tahun depan sektor infrastruktur dinilai masih akan tumbuh. Kegiatan infrastruktur telah mulai menggeliat setelah pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada 2 tahun terakhir. Diyakini bahwa sektor konstruksi masih akan mendapatkan peluang-peluang proyek baru kendati pemerintah mulai selektif pada tahun depan.

Namun, kondisi global yang tengah tidak menentu turut berdampak terhadap permintaan di seluruh sektor, termasuk konstruksi. Lonjakan permintaan barang dan jasa konstruksi, yang seharusnya terjadi setelah pandemi Covid-19 mereda, justru tidak terjadi. Namun, dengan komitmen pemerintah dengan penggunaan barang dan jasa dalam negeri akan menjadi angin segar bagi sektor konstruksi untuk tetap dapat tumbuh.

2. Prospek Saham & Ambisi Emiten Cat Crazy Rich Surabaya (AVIA)

PT Avia Avian Tbk. (AVIA) berniat mengembangkan sayap bisnisnya hingga luar negeri usai menjadi raja di pasar dalam negeri. Misi tersebut didukung performa penjualan AVIA yang terhitung konstan bertumbuh dalam empat tahun terakhir. Akumulasi penjualan AVIA sampai dengan September 2022 mencapai Rp4,95 triliun, turun tipis 0,38 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang mencapai Rp4,97 triliun.

Pada 2021, penjualan AVIA mencapai Rp6,78 triliun atau tumbuh 18,29 persen dibandingkan dengan 2020 yang mencapai Rp5,73 triliun. Penjualan AVIA juga masih tumbuh pada tahun pertama pandemi sebesar 1,09 persen menjadi Rp5,73 triliun dengan laba bersih Rp1,14 triliun.

3. Pro Kontra Kenaikan Upah Minimum, Pengusaha - Pekerja Beda Suara

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Prospek Sektor Konstruksi Hingga Titik Bahaya Cadangan Beras
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Kalangan pengusaha berencana menggugat aturan upah minimum 2023 seiring dengan pro dan kontra yang ditimbulkan dari penetapan tersebut. Di sisi lain, buruh mengancam mogok bila uji materi dilakukan. 

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menetapkan kenaikan upah minimum maksimal 10 persen untuk tahun depan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 18/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023. 

Tidak menunggu lama, pengusaha baik Asosiasi Pengusaha Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan seluruh perusahaan anggota Kadin berencana menggugat regulasi ini.

Pengusaha menunjuk Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakni Denny Indrayana sebagai Ketua Tim Hukum untuk menggugat Permenaker tersebut. 

4. Kebutuhan Melejit, Kadin-IISIA Gelar Forum Baja Terbesar 2022

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) akan menyelenggarakan pameran industri baja terbesar di Indonesia, IISIA Business Forum (IBF) 2022, 1-3 Desember di Grand City & Exhibition Centre, Surabaya, Jawa Timur.

Pameran akan mempertemukan seluruh stakeholder industri baja, konstruksi, manufaktur dan infrastruktur untuk bersinergi membangun industri nasional. Pameran juga diharapkan memberikan resolusi atas isu-isu dan tantangan ke depan. 

Beberapa hal yang menjadi perhatian di antaranya agenda pembangunan nasional yang telah dicanangkan pemerintah seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi, hilirisasi, dan industrialisasi sumber daya alam termasuk industri kendaraan listrik.

Saat ini, industri baja nasional masih menghadapi tantangan, utilisasi kapasitas produksi nasional masih sangat rendah yaitu rata-rata 54 persen. Level ini masih jauh dari good utilization sebesar 80 persen karena masih tingginya jumlah produk baja impor.

5. Titik Bahaya Cadangan Beras, Impor Bukan Solusi?

Cadangan beras pemerintah (CBP) akan menuju 342.000 ton apabila Perum Bulog belum juga menambah stok beras di gudang hingga akhir tahun. Di sisi lain, strategi impor di akhir tahun tidak sepenuhnya menjadi solusi. 

Kondisi ketahanan pangan dalam negeri menuju titik mengkhawatirkan usai serapan beras petani cukup rendah menjelang akhir tahun. Padahal, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk memiliki cadangan beras hingga 1,2 juta ton pada 2022.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Prospek Sektor Konstruksi Hingga Titik Bahaya Cadangan Beras

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperingatkan kondisi ketahanan pangan nasional terancam seiring terus menyusutnya stok beras Perum Bulog. Stok beras Bulog per 22 November 2022 hanya sebesar 594.856 ton. Stok ini pun diproyeksi dapat terus turun sampai 342.000 ton

Upaya Bulog mengoptimalkan serapan di pengujung tahun akan semakin sulit lantaran tingginya harga gabah. Seharusnya, perusahaan umum tersebut menyerap beras petani sejak semester pertama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper