Bisnis.com, JAKARTA – Produsen komponen iPhone Foxconn Technology Group mulai menawarkan insentif senilai 10.000 yuan atau sekitar Rp21,8 juta kepada setiap pekerja yang memilih untuk keluar dari perusahaan.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (24/11/2022) mitra produksi global utama Apple Inc ini mengatakan upah akan dibayarkan dalam dua kali cicilan, guna membantu kelancaran perjalanan pulang karyawan.
Juru bicara Foxconn mengatakan terdapat 200.000 lebih pekerja di pabrik utama berasal dari tempat lain di provinsi atau negara tersebut. Tetapi niatnya juga untuk mengeluarkan karyawan baru yang telah dibantu oleh pemerintah daerah untuk direkrut, sehingga memicu ketegangan di antara mereka.
Juru bicara juga mengatakan pihak perusahaan akan mengganti karyawan yang keluar meskipun mungkin membutuhkan waktu.
Insentif yang secara umum melebihi gaji sebulan untuk staf pabrik Foxconn, kemungkinan akan menenangkan beberapa karyawan yang melakukan protes atas kebijakan Zero Covid Xi Jinping yang turut menekan perekonomian dan sosial mereka.
Sebelumnya, ratusan pekerja bentrok dengan petugas keamanan pada dini hari karena ketegangan memuncak setelah hampir sebulan berada di bawah pembatasan kerat yang dimaksudkan untuk meredam wabah Covid-19.
Selain itu, ketidakpuasan meningkat lantaran jajaran Foxconn mengancam untuk meningkatkan produksi lebih lanjut di pabrik yang memproduksi sebagian besar perangkat Apple untuk pengiriman ke seluruh dunia ini.
Apple memperkirakan akan mengirimkan lebih sedikit perangkat daripada yang diantisipasi selama kuartal liburan, sementara waktu tunggu untuk produksi iPhone membengkak dalam beberapa kasus hingga setelah Natal.
"Kami memiliki anggota tim Apple di fasilitas pemasok kami di Zhengzhou, Foxconn. Kami sedang meninjau situasi dan bekerja sama dengan Foxconn untuk memastikan kekhawatiran karyawan mereka ditangani." kata Apple dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah video yang beredar terkait aksi ricuh tersebut, tampak para pekerja berlari keluar dari asrama rabu dini hari, melewati penjaga berpakaian putih yang jumlahnya jauh lebih banyak. Beberapa orang berjas putih memukul seseorang yang tergeletak di tanah dengan tongkat.
Pekerja lain berteriak "lawan, lawan!" saat kerumunan orang memaksa melewati barikade. Pada satu titik, beberapa orang mengepung mobil polisi yang ditempati dan mulai mengguncang kendaraan sambil berteriak tidak jelas.
Aksi ricuh ini dimulai semalam karena gaji yang belum dibayar dan ketakutan akan penyebaran infeksi. Beberapa pekerja terluka dan polisi anti huru hara tiba di lokasi untuk memulihkan situasi.
Situasi Foxconn menjadi pengingat lain tentang bahaya bagi Apple yang mengandalkan mesin produksi besar yang berpusat di China pada saat kebijakan yang tidak dapat diprediksi dan hubungan perdagangan yang tidak pasti.