Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Setor Rp90,81 Triliun, Bos MIND ID: Negara Sudah Untung

Setoran PT Freeport Indonesia (PTFI) ke kas negara pascadivestasi saham telah mencapai US$5,8 miliar atau setara dengan Rp90,81 triliun.
Tambang PT Freeport Indonesia di Papua./Bloomberg-Dadang Tri
Tambang PT Freeport Indonesia di Papua./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) melaporkan setoran PT Freeport Indonesia (PTFI) ke kas negara pascadivestasi saham telah mencapai US$5,8 miliar atau setara dengan Rp90,81 triliun (asumsi kurs Rp15.657 per US$).

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, setoran PTFI itu sudah menguntungkan negara jika dibandingkan dengan biaya akuisisi saham mayoritas Freeport pada 2018 lalu yang berada di angka US$3,8 miliar atau setara dengan Rp59,49 triliun.

“Artinya dari sisi penerimaan negara ini sudah menguntungkan. Dividen yang diterima MIND ID sampai periode saat ini sudah US$838 juta,” kata Hendi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR, Jakarta, Kamis (24/11/2022).

Porsi dividen itu, kata Hendi, berpotensi menyentuh angka US$1 miliar saat kepemilikan saham MIND ID mencapai 51 persen di periode akhir tahun buku 2023.

Di sisi lain, dia mengatakan, pengembalian utang dari ongkos akuisisi dapat terlunasi pada 2024 mendatang.

“Dari sisi pengembalian utang karena akuisisi, kami yakini di periode 2024 sebenarnya sudah terlunasi semua biaya akuisisi,” kata dia.

Adapun, pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menyepakati akta jual beli 51 persen kepemilikan saham Freeport McMoRan Inc. dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia pada 27 September 2018 lalu.

Saat itu, dana akuisisi saham PTFI dihimpun sepenuhnya dari sindikasi 11 bank asing. Belakangan, Inalum mempertimbangkan opsi pendanaan lain seperti melakukan refinancing dengan mencari dana dari pasar modal. Setelah 2021, Freeport setidaknya membutuhkan US$10 miliar untuk pengembangan tambang bawah tanah.

Seperti diberitakan sebelumnya, PTFI menargetkan dapat menyetor manfaat langsung ke kas negara mencapai US$80 miliar atau setara dengan Rp1.218 triliun (kurs Rp15.230) hingga 2041 mendatang.

Perkiraan angka setoran tersebut berdasarkan asumsi harga tembaga US$4 dan harga emas berada di kisaran US$1.800 saat itu.

Chairman of the Board and CEO Freeport McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan, PTFI telah membuktikan setoran ke negara yang cukup besar di angka US$23,1 miliar atau setara dengan Rp351,81 miliar sepanjang 1992 hingga 2021 lalu. Setoran itu berasal dari penerimaan pajak, royalti, dividen, dan pembayaran lainnya.

“Ke depan dengan operasi yang makin luas dan pasar tembaga yang makin kondusif kami pikir untuk 20 tahun mendatang setidaknya dapat memberikan sedikitnya US$80 miliar untuk manfaat langsung ke negara,” kata Richard saat memberikan orasi ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (4/10/2022).

Di sisi lain, PTFI telah mengalokasikan investasi tambahan mencapai US$18,6 miliar atau setara dengan Rp283,76 triliun terkait dengan pengembangan tambang dan hilirisasi tembaga milik perseroan untuk periode 2021 hingga 2041 mendatang.

Investasi yang relatif besar itu dilakukan setelah perhitungan cadangan bijih milik perseroan diproyeksikan masih dapat ditambang hingga 2052 mendatang. Bahkan, PTFI memperkirakan potensi sumber daya bijih yang dapat dikembangkan dari operasi tambangnya di Papua berada di kisaran 3 miliar ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper