Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buwas Blak-Blakan Ungkap Alasan Minta Pemerintah Impor Beras

Dirut Bulog, Budi Waseso (Buwas) menjelaskan alasan pihaknya mendorong pemerintah segera melakukan impor beras.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog mengungkapkan alasan meminta pemerintah segera melakukan impor beras dari negara lain. Pasalnya, stok beras di dalam negeri tidak cukup seperti yang diklaim Kementerian Pertanian, sehingga Bulog pun tidak bisa menyerap beras sesuai target yang ditugaskan, yaitu 1 - 1,2 juta ton sampai akhir tahun.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso atau Buwas, mengatakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di Bulog saat ini hanya 594.856 ton. Dia membeberkan, dengan stok beras yang kurang dari 600.000 ton tersebut, akan mengakibatkan kekhawatiran pasar dan berdampak panic buying.

“Jadi, seandainya kita harus impor, tapi kita juga memperhitungkan, bukan semau maunya ingin dapat jatah impor 500.000 ton, kita datangkan 500.000 ton. Kita melihat nanti produksi dari dalam negeri. Tetap kita memprioritaskan produksi dalam negeri walaupun harganya mahal,” ujar Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (24/11/2022).

Buwas mengungkapkan, Bulog sejatinya tidak ingin melakukan impor. Namun, kondisi stok di dalam negeri yang tidak memungkinkan Bulog untuk menyerap beras dari Petani. Dia pun menepis pernyataan bahwa Bulog tidak siap membeli beras petani dengan harga komersil.

“Jadi jangan dipelintir-pelintir Bulog tidak mau membeli. Tidak, Pak. Jadi jangan sampai di sini seolah-olah Bulog itu tidak berpihak kepada petani, jusru kita berpihak kepada petani. Itu kita buktikan sudah 4 tahun CBP tidak pernah impor, karena barangnya ada, tapi hari ini barangnya tidak ada,” ujar Buwas.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan, wacana impor tersebut tidak akan terjadi apabila Kementan merealisasikan janjinya untuk memasok beras kepada Bulog sebesar 500.000 ton. Hingga kini, ujar Buwas, janji tersebut tidak pernah terealisasikan. Padahal, Kementan pada awal November sudah menyanggupi menyediakan beras dalam kurun 1 minggu.

“Kalau ada yang mengatakan barangnya ada, saya mohon maaf itu harus bertanggung jawab kalau ada apa apa. Jangan kalau ada apa-apa nanti lempar handuk. Cari kambing hitam, ini yang saya tidak mau,” ujarnya.

Terkait stok beras di lapangan, Buwas mengatakan pihaknya bahkan sudah melakukan pengecekan di lapangan dan stok yang dijanjikan Kementan tidak pernah ada. Misalnya, Bulog membeli di PT Abadi Langgeng Gemilang Jember yang menurut Kementan tersedia sebesar 100.000 ton. Namun, Bulog hanya mendapati beras sebesar 7.000 ton.

“PT Pilar Menara Mas Malang memiliki stok 260 ton dari informasi kesiapan stok/target data Kementan sebesar 20.000 ton. dari stok tersebut penggilingan tidak bersedian melakukan kontrak dengan Bulog,” tulis Buwas dalam suratnya kepada Kementan yang dipaparkan dalam rapat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper