Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memastikan Bulog tidak akan bisa memenuhi mandat pemerintah terkait target cadangan beras sebesar 1,2 juta ton sampai akhir tahun. Stok beras di Bulog per 13 November 2022 hanya sebesar 651.000 ton.
“Yang pasti tidak akan terpenuhi. Pasti,” ujar Buwas saat menjawab pertanyaan anggota dewan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi IV DPR RI dengan Bapanas, Bulog, ID Food dan PT Pupuk Indonesia, Rabu (16/11/2022).
Buwas mengatakan, target penyerapan beras petani sejatinya bisa terpenuhi saat adanya kebijakan fleksibilitas harga. Namun, saat Bulog membeli harga beras petani dengan harga Rp8.800 per kilogram (kg), yang awalnya Rp8.300 per kg, harga beras naik jadi Rp8.900 per kg.
“Jadi tetap tidak bisa beli dan itu akan meningkatkan inflasi,” ucap Buwas.
Dengan kasus seperti itu, dia pun meminta kepada pemerintah agar bisa menyerap beras dengan harga komersil. Namun, lagi-lagi penyerapan beras tetap terhambat lantaran stok beras di petani terbatas.
“Kita sudah kumpulkan semua penggilingan-penggilingan, dengan mitra-mitra kita. Yang tadinya disepakati sampai bulan Desember bisa menyerap 500.000 ton, itu sudah kesepakatan dengan kontrak. Tapi sampai hari ini, kita hanya mampu menyerap 92.000 ton dari target 500.000 ton,” jelas Buwas.
Baca Juga
Merespons hal itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan mengapa Bulog tidak membeli beras di Lampung yang menurut Kementerian Pertanian (Kementan) jumlahnya kurang lebih 600.000 ton.
Menjawab hal tersebut, Buwas memastikan stok tersebut tidak tersedia. Dia pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur Lampung, Pangdam, dan Kapolda.
“Kenyataannya memang tidak ada. Karena kita pada prinsipnya akan membeli dengan harga pasar, komersil. Jadi tidak dibatasi. Seumpama di Lampung 10.000, kita pasti akan langsung membeli,” jawab Buwas.