Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 surplus US$5,67 miliar atau Rp88,24 triliun. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulanan pada September 2022, sebesar US$4,99 miliar.
Adapun realisasi kinerja ekspor dan impor Oktober merupakan surplus beruntun dalam 30 bulan terakhir.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan nilai ekspor Indonesia Oktober 2022 mencapai 24,81 miliar atau naik 0,13 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Jika dilihat secara tahunan, angka ekspor pada Oktober 2022 naik 12,3 persen yoy.
"Ini membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut," kata Setianto, Rabu (15/11/2022).
Ekspor nonmigas turun 0,14 persen mtm menjadi US$23,43 miliar disebabkan oleh penurunan bijih logam, terak, dan abu. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2022 secara bulanan dikontribusikan oleh komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 14,38 persen mtm.
Baca Juga
Pada periode yang sama ekspor migas naik 4,93 persen mtm menjadi US$1,38 miliar.
"Ekspor migas didorong oleh komoditas gas yang meningkat 8,34 persen [mtm] dan volumenya juga meningkat 0,74 persen [mtm]. hasil minyak juga meningkat 9,02 persen [mtm] dan volumenya meningkat 6,91 persen [mtm]," katanya
Sementara itu impor turun 3,4 persen mtm menjadi US$19,14 miliar. Penurunan impor secara bulanan pada Oktober susut dibandingkan dengan realisasi September 2022 yang merosot 10,57 persen.
"Pada 2021 dan 2022 impor bulan Oktober memiliki pola yang sama, yaitu mengalami peningkatan secara mtm," kata Setianto.
Adapun impor migas Oktober 2022 senilai US$3,36 miliar, turun 1,81 persen mtm. Pada periode yang sama impor nonmigas Oktober 2022 senilai US$15,77 miliar, turun 3,73 persen mtm.